30 April 2009

Oh Caleg......

Di Pemilu Tahun 2009 ini merupakan tahun dimana banyak partai - partai politik, bayangkan, hingga 44 partai. Untuk masyarakat kota, mungkin hal ini tidak menjadi masalah. Tapi bagaimana untuk masyarakat di daerah pedesaan, apalagi untuk daerah terpencil ?




Saya pernah tertawa geli saat mendengar salah seorang warga pedesaan.
"Aduuh, saya bingung tadi mau nyoblos partai Anu, tapi kenapa ga' ketemu ya partai yang saya mau coblos itu.

Ada lagi yang bilang "saya mah nyoblosnya nanti aja pas pemilihan presiden, kalo sekarang kan cuma milih anggota DPR."

Saya sendiri merasa bingung dengan pemandangan Banner caleg yang dipajang secara serampangan, tanpa mengindahkan keasrian jalan tersebut.

Di e-mail, banyak sekali parodi-parodi lucu tentang banner caleg. Ada yang bilang caleg bersama David Becham kerjasama, ada caleg yang berpose bersama macan, biar dibilang pawang macan, Ada caleg yang bawa pistol, serasa pemain fil James Bond, Ada Caleg yang lagi bergaya sedang Tinju, Ada Banner yang salah tulis nama partainya jadi Demokarat, Ada caleg nyasar dari planet kripton yang mana gaya rambutnya ga' kuat dech, ada partai dari partai slankers, ada caleg yang namanya SUPIRMAN dipajang di mobil angkot ( kesannya tukang supir kali yach ), Ada caleg yang berpose serasa jadi dewa gitar, Ada banner iklan caleg yang digabung dengan banner sebuah salon ( ini yang punya salon mau nyalon jadi caleg kali ), Ada gambar NARUTO di banner calegnya, ada banner yang numpang logo seperti Flexi punya ( dituntut ga' ya sama flexi ? ), Ada banner caleg Ardiansyah di kelilingi empat wanita cantik-cantik ( cocok sekali dengan judul lagunya, "Aku bukan pencinta wanita" ), dan ada juga Banner caleg yang paling jujur, katanya jangan pilih saya, karena saya bukan caleg, suka nipu rakyat, bla, bla... Perut Saya benar-benar terkocok, saat melihat gambar-gambar tersebut.

Setelah Pemilu putaran pertama berjalan, saya sangat miris dengan nasib para caleg yang gagal terpilih. Ada saja berita yang membuat kita jadi mengurut dada. Ada yang menabrakkan motornya ke tiang listrik karena setelah ia gagal terpilih iapun gagal meminang gadis pujaannya. Ada yang tiba-tiba jadi miskin, padahal sebelumnya bisnisnya sukses, namun ia menjual semua sahamnya untuk menjadi caleg. Ada yang jadi gila, tau-tau tertawa sendiri, kadang-kadang menangis. Ada yang ditinggal pergi istri dan anak-anak, sedang dirinya masuk rumah sakit Jiwa. Bahkan ada pula yang mati bunuh diri, karena malu dengan sang suami tercinta. Pemerintahpun telah mengantisipasi untuk menyediakan Rumah sakit jiwa bagi para caleg ini

Begitulah potret Pemilu kali ini. Semoga tidak terulang kasus-kasus seperti ini. Harapanku kita dapat bercermin untuk menghindari perilaku perilaku yang memprihatinkan.