Matahari mulai tenggelam di ujung kota, tapi bagi Dani, seorang driver ojek online, hari belum selesai. Bagi orang lain, mungkin ini waktu untuk pulang dan berkumpul dengan keluarga. Tapi bagi Dani, inilah waktu di mana dia harus tetap gas demi rupiah. Kebutuhan hidup yang semakin mendesak, biaya sekolah anak, dan tagihan yang kian menumpuk membuat Dani tak punya pilihan selain terus mencari uang tambahan.
Hari itu, setelah seharian melaju di jalanan kota yang panas, Dani duduk sejenak di warung kopi langganannya, mengumpulkan tenaga sebelum kembali menerima pesanan. Dengan tubuh yang letih, ia melamun, merenungi nasibnya.
Dani (berbicara pada diri sendiri):“Yah, gimana lagi. Kalau nggak usaha keras, nggak bakal cukup buat bayar SPP anak sama cicilan motor bulan depan.”
Ia merogoh kantongnya, mengambil ponsel dan membuka aplikasi ojek online. Angka saldo di aplikasinya masih jauh dari target. Dani sadar, ia harus bekerja lebih keras lagi jika ingin mencapai tujuannya.
Tak lama, notifikasi berbunyi.
"Ding!"
Dani:“Wah, dapet orderan nih.”
Pesanan kali ini terlihat menjanjikan. Penumpangnya ingin diantar ke luar kota, perjalanan cukup jauh, tapi bayaran lumayan besar.
Dani (menerima pesanan):“Pak, saya di sini. Siap, saya langsung menuju lokasi penjemputan ya.”
Ia langsung menggas motornya, bergegas ke tempat penjemputan. Tapi di tengah jalan, Dani mulai merasa cemas. Ini bukan pesanan biasa, jaraknya cukup jauh. Namun, demi uang tambahan yang sangat dibutuhkannya, ia menepis semua kekhawatiran dan fokus pada perjalanan.
Sesampainya di lokasi, ia melihat seorang pria berusia 40-an dengan tas besar di tangan. Wajahnya terlihat lelah, tapi penuh harapan.
Penumpang (Pak Budi): “Mas Dani, ya? Wah, makasih banget udah mau antar saya sampai luar kota. Urgent banget soalnya.”
Dani:“Iya, Pak. Nggak apa-apa, saya juga butuh rezeki tambahan. Kita langsung jalan, ya?”
Pak Budi mengangguk, dan Dani segera membawa motornya melaju di antara lalu lintas yang mulai padat. Dalam perjalanan, Dani dan Pak Budi mulai mengobrol.
Pak Budi:“Mas, hidup jadi driver ojek kayak gini pasti nggak mudah ya? Setiap hari harus ketemu macet, panas, hujan. Tapi kok masih semangat terus?”
Dani tersenyum pahit, meski ada sedikit kebanggaan dalam jawabannya.
Dani:“Iya, Pak. Memang nggak gampang, tapi gimana lagi? Saya punya anak yang masih sekolah, istri di rumah, dan biaya hidup sekarang makin tinggi. Mau nggak mau, saya harus kerja lebih keras buat nutup kebutuhan.”
Pak Budi:“Luar biasa. Saya aja kalau ngelihat situasi kayak gini kadang menyerah duluan. Apalagi sekarang, kerjaan lagi susah.”
Baca juga Derita Para Pekerja Malam yang Terlupakan
Dani mengangguk, sepenuhnya mengerti. Terkadang, ada hari-hari di mana tubuhnya rasanya tak sanggup lagi, tapi dia tak bisa berhenti. Dia teringat anaknya yang masih kecil, yang selalu bertanya kapan bisa beli mainan baru atau sekadar makan di luar. Semua itu membuatnya terus bertahan.
Perjalanan mulai memasuki daerah pegunungan, dengan jalan yang makin berliku dan gelap. Motor Dani sempat terguncang oleh lubang di jalan yang tak terlihat.
Dani (mengeluh):“Aduh, jalan di sini banyak jebakannya juga, ya.”
Pak Budi:“Hati-hati, Mas. Saya sih percaya aja sama Mas. Tapi kalau capek, bilang ya. Kita bisa berhenti dulu.”
Namun, bagi Dani, berhenti bukanlah pilihan. Waktu adalah uang. Setiap detik yang terbuang artinya lebih sedikit orderan yang bisa dia selesaikan malam itu.
Di tengah perjalanan, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Dani menepi, mengeluarkan jas hujan dari jok motornya dan membantu Pak Budi memakai mantel plastik seadanya. Tapi meski sudah dilindungi, hujan deras membuat perjalanan semakin sulit.
Dani (berbicara dalam hati):"Yah, ya Allah, ujiannya makin berat aja. Tapi nggak apa-apa, asal nanti sampai dengan selamat, semua ini bakal kebayar."
Ia menatap layar ponselnya. Waktu terus berjalan, tapi jarak yang harus ditempuh masih jauh. Dani mulai khawatir, apakah ia bisa kembali tepat waktu untuk menerima orderan lain? Pikiran tentang penghasilan tambahan terus mengisi benaknya.
Pak Budi (berusaha menyemangati):"Mas, kita berhenti dulu aja kalau perlu. Nggak usah buru-buru. Yang penting selamat sampai tujuan."
Dani (berusaha tetap optimis): "Tenang, Pak. Saya sudah biasa. Insya Allah selamat sampai tujuan."
Dengan tekad bulat, Dani terus mengendarai motornya di bawah hujan yang makin deras. Meski tubuhnya mulai menggigil dan jalanan semakin licin, ia tetap fokus.
Setelah menempuh perjalanan panjang yang penuh tantangan, akhirnya mereka sampai di tujuan. Dani menepikan motornya di depan rumah besar tempat Pak Budi tinggal. Wajahnya kelelahan, tapi ada senyuman kecil yang terselip di wajahnya.
Pak Budi:“Mas, terima kasih banyak ya. Perjalanan ini benar-benar berat, tapi saya salut sama Mas. Kerja keras banget. Ini ada tambahan buat Mas.”
Pak Budi menyerahkan uang tunai sebagai tip, jumlahnya cukup lumayan. Dani terkejut, tidak mengira akan mendapatkan tambahan sebanyak itu.
Dani:“Wah, makasih banyak, Pak. Ini sangat berarti buat saya.”
Pak Budi:“Udah, Mas. Saya cuma bisa bantu segitu. Semoga berkah buat Mas dan keluarga.”
Dani merasa terharu. Di balik segala kesulitan yang ia hadapi sepanjang hari itu, masih ada kebaikan yang datang secara tak terduga.
Setelah berpamitan, Dani kembali ke jalan dengan perasaan yang lebih ringan. Meski lelah, dia merasa usahanya tidak sia-sia. Uang tambahan itu akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Baca juga Cinta Terlarang Sahabatku
Dalam perjalanan pulang, Dani mulai merenung. Hidup sebagai driver ojek online memang tak mudah. Setiap hari penuh dengan rintangan, mulai dari cuaca yang tak menentu, pelanggan yang kadang rewel, hingga jarak jauh yang menguras tenaga. Namun, di balik semua itu, ada kepuasan tersendiri ketika dia berhasil melalui hari yang berat dan membawa pulang hasil yang bisa ia banggakan.
Sesampainya di rumah, anak dan istrinya sudah menunggu dengan senyum hangat. Dani merasa segala jerih payahnya sepadan ketika melihat senyum bahagia di wajah mereka.
Anak Dani (dengan riang):“Ayah, Ayah pulang! Bisa nggak kita beli mainan yang kemarin?”
Dani (tertawa kecil):“Bisa, Nak. Besok kita jalan-jalan, deh. Ayah udah dapet rezeki lebih hari ini.”
Istrinya, Mira, menatapnya dengan penuh kasih, menyadari betapa berat perjuangan suaminya setiap hari.
Mira:“Mas, terima kasih ya. Kamu sudah berjuang keras buat kita.”
Dani:“Ini semua buat kalian, Dik. Selama masih ada motor ini, aku akan terus gas, demi keluarga kita.”
Dani pun berbaring sejenak, melepaskan lelah, tapi dengan hati yang damai. Perjuangannya sebagai driver ojek online belum selesai, tapi ia tahu bahwa selama ia tak menyerah, ada harapan di setiap langkah yang ia ambil.
Tak peduli seberat apapun rintangan hidup, usaha dan kerja keras akan selalu membuahkan hasil. Meski jalan terjal dan penuh tantangan, tetaplah yakin bahwa setiap langkah menuju tujuan adalah bagian dari perjalanan menuju kebahagiaan dan keberhasilan.
Malam itu, setelah istirahat cukup, Dani terbangun dan duduk di teras rumah sambil menatap langit malam yang penuh bintang. Pikiran tentang masa depan terus mengalir dalam benaknya. Meskipun penghasilannya sebagai driver ojek online cukup untuk kebutuhan sehari-hari, Dani tahu bahwa ia butuh sesuatu yang lebih untuk membawa keluarganya ke kondisi yang lebih baik.
Dani (berbicara sendiri): “Bener juga kata Mira, kita nggak bisa terus begini. Harus ada yang diubah. Tapi gimana caranya ya? Apa yang bisa gue lakuin selain narik ojek?”
Saat itu, Mira keluar dari dalam rumah, duduk di samping Dani, seakan tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya.
Mira:“Mas, kenapa sih? Kok bengong terus? Lagi mikirin apa?”
Dani menghela napas panjang, lalu menatap Mira dengan senyum yang dipaksakan.
Dani:“Aku cuma lagi mikir, Dik. Kalau cuma begini-begini aja, kapan kita bisa nyimpen uang buat masa depan? Aku pengen anak kita nanti nggak cuma bisa sekolah, tapi bisa kuliah, punya kehidupan yang lebih baik.”
Mira tersenyum lembut, lalu menggenggam tangan Dani.
Mira:“Kita harus sabar, Mas. Kamu udah berjuang keras buat keluarga. Tapi mungkin memang kita perlu cari cara buat tambah penghasilan. Aku juga siap kok bantu kamu.”
Mira kemudian bercerita bahwa dia punya ide untuk membuka usaha kecil-kecilan dari rumah, misalnya berjualan makanan ringan atau minuman dingin. Meski Dani sempat ragu, ia mulai berpikir bahwa ini bisa jadi peluang.
Dani:“Hmm… jualan makanan ya? Tapi modalnya dari mana, Dik?”
Mira:“Kita bisa mulai dari yang kecil dulu. Aku bisa bikin minuman segar atau gorengan, kamu bisa bantu jualan sambil narik. Siapa tahu bisa nambah-nambah buat tabungan.”
Dani terdiam sejenak, tapi kemudian dia mulai tersenyum. Meskipun usahanya kecil, setidaknya ini adalah langkah pertama menuju mimpi yang lebih besar.
Keesokan harinya, mereka mulai mengatur rencana. Mira membuat daftar bahan-bahan yang dibutuhkan, sementara Dani mempersiapkan tempat kecil di depan rumah untuk berjualan. Meski sederhana, semangat mereka untuk memulai usaha ini sangat besar.
Dani tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai driver ojek online di pagi hingga sore hari, sementara malamnya ia membantu Mira berjualan minuman dingin dan gorengan di depan rumah. Suasana di rumah mereka mulai berubah. Meskipun lelah, ada keceriaan baru di tengah perjuangan mereka.
Mira (dengan semangat): “Mas, lihat nih! Gorengan kita laku banyak hari ini. Alhamdulillah, rezeki mulai lancar.”
Dani tersenyum melihat hasil jerih payah mereka. Meskipun uangnya belum banyak, Dani merasa lebih tenang. Setidaknya mereka punya penghasilan tambahan, dan pelan-pelan mereka bisa menabung untuk kebutuhan masa depan.
Namun, tak lama setelah mereka memulai usaha kecilnya, tantangan baru datang. Harga bahan-bahan makanan mulai naik, sementara pelanggan tak sebanyak yang diharapkan. Pendapatan dari jualan dan narik ojek pun terasa makin sulit.
Suatu hari, setelah seharian bekerja, Dani pulang dengan wajah lesu. Hari itu, orderan ojek sepi, dan hasil jualan Mira juga tidak sebaik sebelumnya.
Mira (melihat wajah Dani):“Mas, kenapa? Sepi lagi, ya?”
Dani hanya mengangguk pelan. Ia tahu bahwa hari-hari seperti ini akan datang, tapi rasanya tetap berat ketika harus menghadapi kenyataan bahwa usaha kerasnya belum sepenuhnya membuahkan hasil.
Dani (dengan nada rendah):“Dik, kadang aku mikir, apa kita harus nyerah aja? Kayaknya segala usaha nggak ada hasilnya.”
Mira menatap Dani dengan tegas.
Mira:“Mas, jangan ngomong begitu. Nggak ada yang instan. Kita baru mulai, pasti ada saat-saat sulit. Tapi ingat, kita udah lebih baik dari kemarin. Jangan nyerah sekarang, ya?”
Dani tersenyum kecil, merasa dikuatkan oleh kata-kata istrinya. Mira benar. Mereka baru memulai, dan perjalanan ini belum selesai.
Keesokan harinya, meski lelah, Dani kembali menjalankan rutinitasnya. Ia bertekad untuk tidak menyerah, bagaimanapun sulitnya. Orderan demi orderan dia terima dengan senyum, meski tubuhnya terasa berat. Sambil mengantarkan penumpang, pikirannya selalu terfokus pada bagaimana caranya terus memperbaiki kehidupan keluarganya.
Satu sore, ketika Dani sedang menunggu orderan, seorang penumpang yang kebetulan pebisnis sukses mengajaknya bicara.
Penumpang (Pak Ridwan):“Mas, saya lihat kamu kerja keras banget. Selain jadi driver ojek, kamu usaha apa lagi?”
Dani (tersenyum):“Wah, Pak, saya dan istri coba jualan kecil-kecilan di rumah. Biar ada tambahan penghasilan.”
Pak Ridwan mendengarkan dengan seksama, lalu memberikan sebuah saran yang mengejutkan Dani.
Pak Ridwan:“Kamu pernah pikir untuk jualan online? Sekarang semua serba digital, Mas. Kalau kamu bisa jualan lewat aplikasi atau media sosial, mungkin usahamu bisa berkembang lebih cepat.”
Dani terdiam sejenak. Ide itu belum pernah terpikirkan olehnya. Jualan online? Tapi bagaimana caranya? Dani tidak terlalu paham teknologi, tapi saran itu terus terngiang di kepalanya.
Setelah menurunkan penumpang, Dani kembali ke rumah dan menceritakan ide tersebut pada Mira. Meski awalnya ragu, mereka berdua mulai mempelajari cara berjualan online. Dengan bantuan teman-teman sesama driver dan tutorial di internet, Dani dan Mira perlahan mulai membuka toko kecil mereka di platform jualan online.
Bulan demi bulan berlalu, dan perlahan usaha kecil mereka mulai menunjukkan perkembangan. Selain mengandalkan penjualan di depan rumah, Dani dan Mira kini menerima pesanan online dari pelanggan di luar kota. Penghasilan tambahan ini sangat membantu Dani, dan perlahan, mereka mulai bisa menabung lebih banyak.
Pada suatu malam, saat Dani dan Mira sedang menghitung pendapatan bulan itu, Dani tersenyum lebar.
Dani: “Dik, lihat ini. Hasil jualan kita bulan ini cukup buat bayar SPP anak dan masih ada sisa buat ditabung.”
Mira yang sedang sibuk menggoreng tahu di dapur menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Usaha mereka selama ini akhirnya mulai terbayar.
Mira:“Alhamdulillah, Mas. Aku bangga sama kamu. Kita udah melewati banyak hal, tapi kita berhasil.”
Dani merangkul Mira, merasa lebih dekat dengan mimpinya. Meskipun perjuangan mereka belum selesai, mereka tahu bahwa kerja keras dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai segala sesuatu.
Di tengah perjalanan hidupnya sebagai driver ojek online, Dani menyadari bahwa setiap tantangan yang ia hadapi selalu membawa pelajaran berharga. Mulai dari sulitnya mencari orderan, hingga tantangan memulai usaha kecil-kecilan bersama istrinya, Dani selalu percaya bahwa selama ia tidak menyerah, ada harapan yang menunggu di setiap akhir jalan.
Dani pun semakin yakin bahwa perjuangannya tak hanya tentang mencari uang tambahan, tapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.
Kesuksesan bukanlah sesuatu yang datang secara instan. Dalam setiap perjuangan, kesabaran dan kerja keras adalah kunci untuk menggapai impian. Ketika kita terus berusaha dan tak mudah menyerah, peluang baru akan selalu datang, bahkan dari tempat yang tak terduga. Demikian Kumpulan Cerpen Siti Arofah kali ini semoga berkenan di hati.