Posts

Showing posts from June, 2009

Sang Nahkoda Sebuah Bahtera Hidup

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah .Pernikahan adalah suatu moment paling membahagiakan bagi siapapun. Meski hanya sekedar mendengar bahwa si A telah menikah, ada seberkas cahaya kebahagiaan dari si pendengar berita itu. Baik yang menikah, dan kerabatnya pun semua turut berbahagia. Yang menikah berharap pasangannya adalah teman yang menemani di sepanjang sisa hidupnya yang mau berbagi kasih, menghibur duka dan menganggap pasangannya adalah tulang rusuknya yang hilang. Awal pernikahan adalah masa-masa emas kebahagiaan yang tiada berperi. Itulah syurga dunia yang telah Tuhan berikan kepada para hambanya. Mereka berdua saling memadu kasih, bercumbu mesra tanpa ada rasa malu lagi. Keduanya saling menikmati indahnya setiap detik di peraduan serasa berada dalam sebuah istana yang dinaungi sebuah cinta nan suci. Ritual yang tadinya haram, kini telah halal setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri, bahkan adalah ibadah bila diniatkan dengan ikhlas kepada Illahi. Kata-kata yang diuca...

I Hate Monday

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Minggu yang indah terasa sangat menghimpit waktuku bersama keluarga. Saat - saat itu begitu sangat berharga bagiku. Ku usahakan tiada waktu yang sia-sia bersama mereka. Terkadang kami makan bersama keluarga di rumah makan pemancingan dengan berharap anak-anak menikmati kebersamaan kami. Kadang juga mengunjungi sanak saudara kami atau hanya berdiam diri, asyik bermain bersama, menikmati indahnya menjadi seorang ibu rumah tangga seutuhnya. Bila anak-anak kami ajak ke pemancingan, mereka tampak antusias sekali. Sebab di sana diberikan sarana bermain anak. Ada ayun-ayunan, jungkat jungkit dan permainan anak lainnya. Udara yang dingin dan segar menyelimuti indahnya hati kami yang merindukan kebersamaan. Sampai-sampai si bungsu enggan diajak pulang. Sesekali kami mengajak anak-anak ke tempat hiburan, seperti bermain game atau permainan anak-anak dengan memasukkan coin atau kartu layaknya sebuah ATM yang tinggal gesek. Si kakak yang sudah menginjak bang...

Yang Tak Punya Malu

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Dengan kulitku yang putih dan bersih, aku sekilas tak tampak seperti orang tak punya. Tetangga kami semua nampak bingung dengan kulitku yang putih dan bersih, karena kedua orang tuaku berkulit sangat berbeda denganku. Kulit kedua orang tuaku agak sawo matang. Namun seputih kulitku ini tak seputih jalan kehidupanku. Telah begitu banyak pahit getir yang telah kulalui. terlahir dari keluarga tak mampu. Aku tak tau siapa sebenarnya ayahku. Ini disebabkan oleh Ibuku yang terpaksa harus mengamen di dalam bus kota di jakarta, pindah dari satu bus ke bus kota yang lain. Membuat ia terbiasa dengan hiruk pikuknya malam seperti tiada bertepi. Manusia - manusia yang mengadu nasib di jalan terbiasa dengan kehidupan bebas, mereka selalu lupa akan adanya aturan agama. Hingga mereka terbenam dalam lautan yang memabukkan meski ada sedikit batin yang bergejolak akan salah yang mereka jalani. Ibuku telah pasrah, karena telah mengiba kepada beberapa laki-laki teman...