20 Oktober 2024

Obsesi Pernikahan Tak Terlupakan

Obsesi Pernikahan Tak Terlupakan
Hai Sobat Kumpulan Cerpen Siti Arofah Kali ini aku mau menceritakan sebuah kisah sepasang kekasih yang karena ingin mengadakan pesta pernikahan yang megah, akhirnya pernikahannya diundur sampai tabungan nya cukup untuk mengadakan pesta pernikahan yang megah. Namun pasangan itu akhirnya tidak kuat menahan nafsu, sampai hamil. 

Di sebuah kota yang ramai, hiduplah sepasang kekasih bernama Aria dan Dika. Mereka telah berpacaran selama lebih dari empat tahun, saling mencintai dengan tulus. Suatu hari, Dika melamar Aria dengan penuh romantisme, dan tentu saja, Aria menerima lamaran itu dengan bahagia. Namun, ketika mereka mulai merencanakan pernikahan, muncul keinginan untuk mengadakan pesta yang megah, yang bisa mereka kenang selamanya.

“Dika, aku ingin pesta pernikahan yang tak terlupakan,” ujar Aria dengan mata berbinar. “Kita bisa mengundang semua teman dan keluarga, dan mendekorasinya dengan indah.”

Dika mengangguk, merasa bersemangat dengan ide itu. “Tentu, sayang. Mari kita menabung agar semuanya sempurna,” jawabnya. Mereka berdua setuju untuk menunda pernikahan mereka hingga mereka memiliki cukup uang untuk mewujudkan impian pesta tersebut.

Mereka memulai perjalanan menabung dengan serius. Setiap bulan, mereka menyisihkan sebagian gaji mereka untuk menabung. Aria mulai mencari-cari inspirasi untuk dekorasi, tema, dan semua detail yang akan menjadikan pestanya istimewa. Dika pun bekerja lembur agar bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Keduanya sangat berkomitmen, dan meskipun harus mengorbankan beberapa hal, mereka merasa optimis akan masa depan.

Namun, seiring berjalannya waktu, tekanan untuk menunggu semakin berat. Aria dan Dika, yang biasanya saling berpelukan dan berbagi kasih sayang, mulai merasakan dorongan yang tak tertahankan. Setiap kali mereka bersama, rasa cinta dan kerinduan semakin mendalam, dan mereka kesulitan untuk menahan diri.

Baca juga Mencari Cahaya Penuh Asa

Suatu malam, setelah menghabiskan waktu berkualitas bersama di rumah Dika, keduanya terjebak dalam suasana romantis. Musik lembut mengalun di latar belakang, dan suasana intim membuat mereka saling mendekat. Tanpa disadari, mereka melanggar batas yang telah mereka tetapkan.

Setelah momen itu, Aria merasa bingung dan cemas. “Dika, kita seharusnya tidak melakukan ini,” ucapnya, matanya penuh rasa bersalah. Dika, meskipun merasakan penyesalan, juga merasa bahagia. “Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku padamu, Aria. Kita saling mencintai,” jawabnya lembut.

Mereka berdua berusaha untuk melupakan kejadian itu, tetapi semakin sering mereka bertemu, semakin sulit untuk menahan hasrat mereka. Dalam beberapa minggu ke depan, mereka kembali terjerat dalam momen-momen intim yang mengakibatkan mereka tidak bisa menahan diri.

Akhirnya, setelah beberapa waktu, Aria merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya. Dia mulai merasa mual dan tidak nyaman. Dengan perasaan cemas, dia memutuskan untuk melakukan tes kehamilan. Ketika hasil tes menunjukkan dua garis merah, dunia Aria terasa seperti runtuh. Dia hamil.

“Dika, aku harus bicara denganmu,” ucap Aria, suaranya bergetar saat mereka bertemu di sebuah taman. Dika yang sedang ceria langsung merasakan ketegangan dalam nada suara Aria. “Ada apa, sayang?”

Aria menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. “Aku… aku hamil,” katanya, air mata mulai mengalir di pipinya. Dika terdiam, terkejut mendengar kabar tersebut. “Apa? Aria, ini… ini tidak mungkin!”

Aria merasa hatinya hancur. “Kita sudah berusaha menunggu, Dika. Tapi kita tidak bisa menahan diri,” ucapnya, suaranya bergetar. “Aku tidak tahu bagaimana kita bisa menghadapi ini.”

Dika mengelus kepalanya, berusaha mencerna situasi. “Kita harus memikirkan langkah selanjutnya. Kita tidak siap untuk menjadi orang tua, dan kita masih ingin menikah dengan cara yang kita impikan,” katanya, namun nada suaranya menunjukkan ketidakpastian.

Baca juga Mencari Makna dalam Kehilangan


Mereka berbicara panjang lebar, berusaha mencari solusi. Akhirnya, setelah berjam-jam berdiskusi, mereka sepakat untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan. Aria memutuskan untuk menjaga kehamilan ini dan berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dika berjanji untuk selalu mendukungnya dan bersama-sama mereka akan menghadapi tantangan yang ada.

Mereka mulai mencari cara untuk merencanakan pernikahan meskipun dalam situasi yang rumit ini. Aria merasa khawatir tentang reaksi keluarga dan teman-teman mereka, sementara Dika berusaha menenangkan perasaannya. “Kita bisa memberi tahu orang tua kita setelah kita memastikan semuanya baik-baik saja. Yang terpenting adalah kita berdua saling mendukung,” ujar Dika.

Waktu berlalu, dan Aria mulai merasakan perubahan dalam hidupnya. Dia berusaha menjaga kesehatan demi bayi yang ada di dalam rahimnya, sementara Dika terus bekerja keras untuk menyiapkan masa depan mereka. Meskipun rasa cemas menyelimuti mereka, keduanya berusaha untuk tetap saling mencintai dan menghargai satu sama lain.

Ketika perut Aria mulai membesar, mereka memutuskan untuk memberi tahu orang tua mereka. Dika merasa sangat gugup saat mereka duduk bersama orang tua mereka di ruang tamu. “Kami ingin memberitahukan sesuatu yang penting,” kata Dika, suaranya bergetar.

Orang tua mereka menatap penuh perhatian, dan Aria dengan berani melanjutkan, “Saya hamil, dan kami ingin menikah secepatnya.” Suasana menjadi tegang, tetapi orang tua mereka hanya terdiam sejenak sebelum orang tua Aria tersenyum.

“Anak-anak, kami sangat senang mendengar kabar ini. Kami akan membantu kalian merencanakan pernikahan, tidak perlu khawatir,” ucap ibunya. Dika dan Aria merasa lega dan bahagia mendengar dukungan itu.

Dengan dukungan keluarga, mereka segera merencanakan pernikahan yang sederhana tetapi penuh makna. Meskipun tidak seperti pesta megah yang mereka impikan, pernikahan mereka berlangsung dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Dika dan Aria saling berjanji untuk selalu bersama, apa pun yang terjadi.

Di hari pernikahan mereka, di tengah suasana penuh kasih sayang, Aria merasakan kebahagiaan yang tulus. Meskipun perjalanan mereka tidak berjalan seperti yang direncanakan, mereka belajar bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala rintangan.

Setelah pernikahan, mereka mempersiapkan kedatangan si kecil dengan penuh semangat. Dika berusaha lebih keras untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya, sementara Aria merasakan kehadiran kehidupan baru dalam dirinya.

Akhirnya, setelah sembilan bulan yang penuh perjuangan dan harapan, Aria melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Ketika Dika memegang buah hati mereka untuk pertama kalinya, semua rasa khawatir dan kesedihan yang mereka alami sebelumnya terasa sirna. Mereka menyadari bahwa cinta mereka yang tulus telah membimbing mereka melalui masa-masa sulit.

Dalam pelukan bayi mereka, Dika dan Aria berjanji untuk terus saling mendukung dan mencintai, menciptakan keluarga yang penuh kasih sayang. Mereka tahu bahwa perjalanan hidup mereka mungkin tidak selalu sempurna, tetapi mereka siap menghadapi segala tantangan dengan cinta yang tak tergoyahkan.

Demikian Kumpulan Cerpen Siti Arofah kali ini semoga berkenan di hati.