Hai Sobat Kumpulan Cerpen Siti Arofah Kali ini aku mau menceritakan sebuah kisah sepasang kekasih, Risya dan Dita. Mamanya Risya tidak merestui hubungan Risya dengan dita, dikarenakan dita hanya seorang musisi jalanan.
Di sebuah kota yang ramai, hiduplah sepasang kekasih bernama Risya dan Dita. Mereka bertemu di sebuah festival musik lokal, di mana Dita, seorang musisi jalanan, sedang tampil di panggung kecil. Suara Dita yang merdu dan lirik-liriknya yang puitis berhasil menarik perhatian Risya. Mereka berbincang setelah penampilan, dan dari situ, cinta mereka tumbuh.
Namun, tidak semua orang mendukung hubungan mereka. Mama Risya, seorang wanita yang berpendidikan dan memiliki standar tinggi untuk anaknya, sangat menentang hubungan ini. “Risya, kamu harus serius dengan hidupmu. Dita itu hanya seorang musisi jalanan. Dia tidak memiliki masa depan yang pasti,” ucap Mama Risya dengan nada tegas.
Risya yang mencintai Dita merasa terjebak antara cinta dan kewajiban kepada orang tuanya. Ia berusaha menjelaskan kepada ibunya bahwa Dita adalah orang yang berbakat dan berjiwa besar, tetapi Mama Risya tetap bersikukuh. “Aku ingin yang terbaik untukmu, Nak. Carilah seseorang yang bisa memberimu kehidupan yang lebih baik.”
Meskipun ada tekanan dari ibunya, Risya tetap berusaha menjaga hubungannya dengan Dita. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, merencanakan masa depan dan bercita-cita untuk meraih mimpi mereka. Dita, yang tetap optimis, terus berkarya meski kadang merasa putus asa dengan kondisi yang ada. Ia sering bermain gitar di jalanan, berharap suatu hari karyanya akan dihargai lebih banyak orang.
Suatu sore, Dita mengajak Risya ke sebuah studio kecil di mana dia sering merekam lagu-lagunya. “Risya, aku ingin merekam beberapa lagu dan mengunggahnya di YouTube. Mungkin ini bisa jadi awal yang baik,” ujar Dita dengan semangat.
Risya tersenyum, “Itu ide bagus! Aku akan mendukungmu sepenuhnya.” Mereka menghabiskan malam itu di studio, dan Dita merekam beberapa lagu. Risya duduk di sampingnya, mendengarkan setiap nada dan lirik yang ditulis Dita.
Setelah video-video itu diunggah, responnya sangat positif. Orang-orang mulai mengomentari dan menyukai lagu-lagu Dita. Dalam waktu singkat, Dita mendapatkan perhatian yang lebih besar. Lagu-lagunya mulai diputar di berbagai platform musik, dan jumlah subscriber di channel YouTube-nya terus meningkat. Risya sangat bangga dan merasa bahwa impian Dita perlahan-lahan menjadi kenyataan.
Namun, di balik kebahagiaan itu, Mama Risya semakin khawatir. Suatu hari, ia memanggil Risya untuk membicarakan situasi tersebut. “Risya, aku tidak suka cara Dita mendapatkan perhatian. Apa dia tidak tahu bagaimana cara hidup yang lebih baik? Dia akan menghancurkan masa depanmu,” ucap Mama Risya dengan nada khawatir.
Risya merasa frustrasi. “Mama, Dita adalah orang yang baik dan berbakat. Dia sedang berusaha mewujudkan mimpinya. Aku percaya padanya!” jawab Risya dengan tegas.
“Dengarkan aku, Nak. Jika kamu terus berhubungan dengan Dita, aku tidak akan mendukungmu,” kata Mama Risya, meninggalkan Risya dalam keadaan bingung dan sakit hati.
Risya merasa tertekan. Di satu sisi, ada cinta yang kuat kepada Dita, tetapi di sisi lain, ada tanggung jawab dan rasa hormat kepada ibunya. Dia ingin membuat kedua belah pihak bahagia, tetapi semakin sulit untuk menyeimbangkan keduanya.
Di tengah semua ini, Dita terus berjuang. Ketika dia mendapatkan tawaran untuk tampil di acara musik yang lebih besar, dia mengajak Risya untuk ikut bersamanya. “Risya, ini adalah kesempatan besar! Aku butuh dukunganmu,” katanya dengan mata bersinar.
Risya merasa ragu, tetapi akhirnya memutuskan untuk ikut. Dia ingin melihat Dita bersinar di atas panggung. Saat Dita tampil di acara itu, penonton menyambutnya dengan antusias. Risya merasakan kebanggaan yang mendalam saat melihat Dita beraksi. Namun, dia juga merasa cemas tentang bagaimana ibunya akan bereaksi jika tahu dia berada di sana.
Baca juga Perjalanan Seorang Anak Petani Karet
Setelah penampilan yang sukses, Dita dan Risya merayakan kemenangan kecil mereka di sebuah kafe. “Aku tidak akan pernah bisa mencapai ini tanpa dukunganmu, Risya. Terima kasih telah selalu ada untukku,” ucap Dita sambil menggenggam tangan Risya.
Risya tersenyum, tetapi hatinya masih diliputi kekhawatiran. Dia tahu dia harus berbicara dengan ibunya, tetapi tidak ingin melukai Dita. Dengan tekad, Risya memutuskan untuk memberitahukan Mama Risya tentang keberhasilan Dita.
Di rumah, Risya menghampiri ibunya. “Mama, aku ingin kamu mendengar tentang Dita. Dia baru saja tampil di acara musik besar dan mendapat banyak pujian,” kata Risya.
Mama Risya terdiam sejenak, lalu menjawab, “Itu bagus, tapi itu hanya sementara. Dia tetap musisi jalanan. Apa dia bisa memberikan masa depan yang baik untukmu?”
Risya merasa frustrasi. “Mama, aku mencintai Dita. Dia berjuang keras untuk impiannya, dan aku percaya dia akan berhasil. Kenapa Mama tidak bisa mendukung kami?”
Mama Risya menatap Risya dengan serius. “Risya, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Jangan sampai kamu terluka karena pilihanmu.”
Risya merasa hatinya hancur. Dia ingin ibunya melihat kebaikan Dita dan menghargai usahanya. Meskipun Dita sedang mengalami kesuksesan kecil, Risya tahu bahwa ada perjalanan panjang yang harus dilalui.
Waktu berlalu, dan Dita semakin terkenal. Dia mendapatkan kesempatan untuk merekam album pertamanya dan melakukan tur kecil. Dalam momen-momen keberhasilan, Dita selalu menyebut Risya sebagai inspirasinya. Dia berjanji untuk membawa Risya ke mana pun dia pergi, dan keduanya berbagi impian yang sama untuk masa depan.
Namun, Mama Risya tetap skeptis. Dia terus berusaha memisahkan Risya dari Dita, bahkan berusaha memperkenalkan Risya kepada pria-pria yang dianggap lebih cocok di matanya. Risya merasa terjebak di antara dua dunia—satu di mana dia bisa bahagia dengan Dita, dan satu lagi di mana ibunya menginginkan yang terbaik untuknya.
Suatu hari, Dita mengundang Risya untuk datang ke konser besar pertamanya di kota. “Risya, ini adalah acara terbesar yang pernah aku lakukan. Aku ingin kamu ada di sana bersamaku,” ucap Dita dengan penuh semangat.
Baca juga Kenangan Bersama Ayah dan Ibu
Risya merasa sangat bangga, tetapi juga ragu. Dia tahu ibunya tidak akan mendukung keputusan itu. Namun, pada akhirnya, cinta untuk Dita mengalahkan rasa takutnya. Dia memutuskan untuk pergi ke konser dan mendukung Dita, terlepas dari konsekuensi yang mungkin akan dia hadapi.
Di konser, ketika Dita tampil di atas panggung, Risya merasakan emosi yang mendalam. Dia melihat betapa bahagianya Dita berada di tempat itu, menyanyi untuk banyak orang. Dalam momen itu, Risya menyadari bahwa cintanya kepada Dita lebih besar daripada apa pun yang bisa dikatakan ibunya.
Setelah konser, Dita menemukan Risya di belakang panggung. Mereka berpelukan erat. “Kamu luar biasa, Dita! Aku sangat bangga padamu!” ucap Risya dengan mata berbinar.
“Terima kasih, sayang. Tanpa dukunganmu, aku tidak akan bisa sampai sejauh ini,” jawab Dita, mengusap lembut pipi Risya.
Kebahagiaan itu terasa sempurna, tetapi Risya tahu bahwa mereka harus menghadapi kenyataan. Ketika mereka pulang, Risya mendapat telepon dari ibunya. Suara Mama Risya terdengar marah. “Risya, aku tidak bisa percaya kamu pergi ke konser itu. Kamu mengabaikan nasihatku dan bergaul dengan orang yang tidak pasti masa depannya!”
Risya merasa tertekan, tetapi dia sudah siap. “Mama, aku mencintai Dita. Dia berjuang untuk impiannya dan aku ingin mendukungnya. Tolong, Mama, cobalah untuk mengerti,” ucap Risya dengan tegas.
“Kalau kamu terus berhubungan dengan dia, aku tidak akan bisa mendukungmu lagi!” jawab Mama Risya, suara penuh emosi.
Risya terdiam. Dia tahu keputusan harus diambil. “Mama, aku harus memilih jalan hidupku sendiri. Aku mencintai Dita, dan tidak ada yang bisa mengubah itu,” jawabnya sebelum memutuskan sambungan.
Setelah percakapan itu, Risya merasa lega, tetapi juga khawatir tentang bagaimana reaksi ibunya ke depannya. Dia berbagi perasaannya dengan Dita, yang mengerti kesedihan dan ketegangan yang dialami Risya.
“Mari kita terus berjuang, Risya. Kita akan menunjukkan kepada dunia, dan kepada ibumu, bahwa cinta kita mampu menghadapi semua tantangan,” ucap Dita dengan penuh keyakinan.
Seiring waktu, Dita semakin sukses, dan lagu-lagunya mulai dikenal luas. Dia menjadi bintang di industri musik, tetapi meskipun kesuksesannya, dia tidak pernah melupakan Risya. Setiap kali dia mengadakan konser, Risya selalu berada di sisi Dita, mendukungnya.
akhirnya mulai melihat perubahan dalam Dita dan menyadari bahwa dia telah salah menilai bakat dan tekadnya. Seiring waktu, lagu-lagu Dita menjadi lebih populer, dan banyak orang mulai mengagumi karyanya. Ini menciptakan gelombang dukungan yang luas, bahkan dari komunitas yang lebih besar.
Suatu hari, Mama Risya menghadiri salah satu konser Dita tanpa sepengetahuan Risya. Dia ingin melihat sendiri siapa yang telah mengubah hidup putrinya. Ketika Dita tampil di atas panggung, Mama Risya terpesona oleh penampilan dan energi positif yang terpancar dari Dita. Dia melihat bagaimana Dita menghibur penonton dengan tulus, dan bagaimana Risya bersorak sorai di tengah kerumunan, penuh semangat dan cinta.
Setelah konser, Mama Risya menunggu di belakang panggung. Ketika Dita muncul, Mama Risya memberanikan diri untuk menghampirinya. “Dita,” panggilnya dengan suara yang agak ragu.
Dita menoleh, terkejut melihat Mama Risya. “Bu… ada yang bisa saya bantu?” tanyanya sopan.
“Mungkin kita bisa bicara?” jawab Mama Risya, matanya tampak lembut. Dita mengangguk, merasakan keraguan dalam hati Mama Risya. Mereka berdua menemukan tempat yang tenang di luar venue.
“Dita, aku ingin minta maaf,” ucap Mama Risya, suaranya bergetar. “Aku terlalu keras dan tidak mau mendengarkan. Melihat penampilanmu malam ini, aku bisa merasakan betapa berbakatnya kamu.”
Dita terdiam sejenak, terkejut mendengar permintaan maaf itu. “Terima kasih, Bu. Saya hanya berusaha mengejar impian saya, dan Risya selalu ada di sisi saya,” jawab Dita dengan tulus.
Mama Risya menatap Dita dalam-dalam. “Aku ingin kamu tahu bahwa aku melihat betapa bahagianya Risya bersamamu. Jika kamu bisa membuatnya bahagia, mungkin aku bisa belajar untuk mendukung hubungan ini,” ucap Mama Risya.
Dita tersenyum, merasakan harapan baru. “Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Risya. Dia adalah segalanya bagi saya,” jawabnya.
Ketika Mama Risya pulang ke rumah, perasaannya campur aduk. Dia tahu bahwa dia harus berbicara dengan Risya tentang pertemuannya dengan Dita. Dalam hatinya, dia berharap bisa memperbaiki hubungan mereka, dan menjadi bagian dari kebahagiaan putrinya.
Beberapa hari kemudian, Risya kembali dari bekerja dan menemukan Mama Risya menunggu di ruang tamu. “Risya, kita perlu bicara,” kata Mama Risya dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.
Risya merasa gugup, tetapi ia duduk di depan ibunya. “Apa yang terjadi, Mama?”
Mama Risya mengambil napas dalam-dalam. “Aku bertemu dengan Dita setelah konsernya. Dia benar-benar berbakat, dan aku melihat betapa bahagianya kamu saat bersamanya. Aku ingin minta maaf karena telah bersikap keras. Aku ingin belajar untuk menerima pilihanmu.”
Risya tertegun. Dia tidak menyangka ibunya akan merubah pendiriannya. “Mama… benar-benar? Apa kamu serius?” tanya Risya, suaranya penuh harapan.
“Ya, Risya. Aku ingin mendukungmu, dan jika Dita membuatmu bahagia, aku akan berusaha untuk menerimanya,” jawab Mama Risya dengan tulus.
Risya merasa air mata mengalir di pipinya. “Terima kasih, Mama! Ini berarti segalanya bagi saya!” Dia langsung memeluk ibunya erat, merasakan beban yang terangkat dari hatinya.
Beberapa minggu kemudian, Risya dan Dita merayakan hubungan mereka yang semakin kuat. Mama Risya mulai mengenal Dita lebih baik, bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama. Dita tidak hanya menunjukkan bakatnya dalam musik, tetapi juga menunjukkan sikap yang baik dan penuh rasa hormat kepada Mama Risya.
Ketika Dita merilis album pertamanya, dia mengundang Risya dan Mama Risya untuk hadir dalam acara peluncuran. Acara itu menjadi momen spesial, di mana Mama Risya bisa melihat seberapa jauh Dita telah berkembang. Di tengah acara, Dita berterima kasih kepada Risya dan Mama Risya atas dukungan mereka. “Tanpa kalian, saya tidak akan berada di sini. Kalian adalah bagian terpenting dalam hidup saya,” ucap Dita, suaranya bergetar penuh emosi.
Risya merasakan kebanggaan yang mendalam saat melihat Dita berdiri di atas panggung. Dia tahu, perjalanan mereka masih panjang, tetapi sekarang, dengan dukungan ibunya, mereka merasa lebih kuat dari sebelumnya.
Setelah acara peluncuran, hubungan antara Dita dan Mama Risya semakin baik. Mereka sering berbincang, dan Mama Risya mulai mengerti betapa besar cinta Dita untuk Risya. Dia melihat bahwa kebahagiaan putrinya bukan hanya tentang materi, tetapi tentang cinta dan dukungan yang tulus.
Dita pun semakin berkembang sebagai musisi. Lagu-lagunya mulai dikenal di seluruh negeri, dan dia mendapatkan banyak penggemar. Namun, di balik semua kesuksesan itu, dia selalu menjaga Risya di sampingnya. Mereka berdua saling mendukung dalam setiap langkah, menciptakan impian baru bersama.
Suatu hari, Dita membawa Risya ke tempat di mana mereka pertama kali bertemu, festival musik kecil yang sama. “Risya, tempat ini punya kenangan yang indah bagi kita. Aku ingin kita berjanji untuk selalu saling mendukung, tidak peduli apa pun yang terjadi,” ucap Dita, menatap mata Risya dengan serius.
Risya mengangguk, merasakan cinta yang mendalam. “Aku berjanji, Dita. Bersama kita bisa melewati semuanya.”
Dengan perasaan yang penuh harapan dan cinta, mereka berdua mengingat kembali perjalanan yang telah mereka lalui. Dari tantangan yang mereka hadapi, hingga kebahagiaan yang mereka rasakan, semuanya membentuk hubungan yang kuat antara mereka. Dan di tengah keramaian festival itu, Dita mengeluarkan gitar dan mulai menyanyikan lagu baru yang ia tulis untuk Risya, lagu yang menggambarkan cinta dan perjalanan mereka.
Malam itu menjadi saksi bagi cinta yang tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh lebih kuat. Risya dan Dita tahu bahwa apapun yang akan datang di masa depan, mereka akan selalu berdiri bersama, menciptakan melodi indah dari kisah cinta mereka.