20 September 2024

Ku Temui Kamu Saat Rasa Rindu Ini Membuncah

Ku Temui Kamu Saat Rasa Rindu Ini Membuncah
Hai Sobat Kumpulan Cerpen Siti Arofah Kali ini aku mau menceritakan sebuah kisah yang diawali dengan seorang Rifa yang mendapatkan kekasih dari sosmed, mereka terpisah jarak dan waktu. kuy.. check it dot....

Rifa duduk di sudut kamarnya, menatap layar ponsel yang memancarkan cahaya lembut. Di antara deretan notifikasi, satu nama selalu menarik perhatiannya: Amira. Mereka bertemu di sebuah aplikasi media sosial beberapa bulan lalu. Awalnya, hanya sekadar obrolan biasa, tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan mereka tumbuh menjadi sesuatu yang lebih.

Setiap malam, mereka berbagi cerita, tawa, dan impian. Rifa merasa seolah Amira ada di sampingnya, meski nyatanya mereka terpisah oleh jarak yang cukup jauh. Amira tinggal di kota lain, dan mereka belum pernah bertemu langsung. Meski demikian, keinginan untuk bertemu semakin menguat dalam hati Rifa.

Suatu malam, saat mereka video call, Amira menatap Rifa dengan penuh harap. "Kapan kita bisa bertemu, Rifa? Aku sudah tidak sabar!" suaranya terdengar penuh kerinduan.

Rifa tersenyum, meski hatinya terasa berat. "Aku juga ingin sekali, Mira. Tapi biaya perjalanan…"

Amira mengangguk, mengerti. Namun, kerinduan itu tak bisa dibendung. Mereka berdua sepakat untuk saling berusaha, agar bisa segera bertemu.

Setelah percakapan itu, Rifa bertekad untuk menyisihkan uangnya. Ia mulai mencatat pengeluaran sehari-hari, mengurangi jajan, dan mencari pekerjaan paruh waktu. Setiap koin yang ia kumpulkan terasa lebih berharga sekarang, karena itu adalah langkah menuju pertemuan dengan Amira.

Hari demi hari berlalu, dan Rifa terus berjuang. Dalam hati, ia selalu mengingat senyuman Amira, yang menjadi motivasi terbesarnya. Ia mulai merencanakan segala sesuatu: lokasi pertemuan, tempat makan, hingga aktivitas yang ingin mereka lakukan bersama.

Setelah beberapa bulan menabung, akhirnya Rifa merasa cukup untuk melakukan perjalanan. Ia membeli tiket kereta dan merencanakan keberangkatan. Dalam hati, ia merasa campur aduk—antara excited dan cemas. Bagaimana jika Amira tidak seperti yang ia bayangkan? Namun, rasa cintanya mengalahkan semua keraguan.

Ketika hari keberangkatan tiba, Rifa mengenakan pakaian terbaiknya. Ia menatap cermin dan berusaha meyakinkan diri. "Ini akan menjadi awal yang baru," ujarnya pada diri sendiri.

Setibanya di kota Amira, Rifa merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia mengikuti petunjuk yang diberikan Amira untuk bertemu di sebuah taman. Saat ia melihat Amira dari kejauhan, wajahnya bersinar, seolah semua keraguan hilang seketika.

Amira melambaikan tangan, dan Rifa berlari menghampirinya. Saat mereka berdua bertemu, dunia seakan berhenti. Mereka saling memandang, dan dalam sekejap, semua usaha dan kerinduan itu terbayar.

"Rifa!" Amira memeluknya erat. Rifa membalas pelukan itu, merasakan kehangatan yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.

Hari itu menjadi momen yang tak terlupakan. Mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa, dan membuat kenangan yang akan selalu diingat. Rifa menyadari bahwa semua perjuangannya tidak sia-sia. Cinta yang mereka bangun meski terpisah jarak, kini terasa lebih nyata.

Ketika matahari terbenam, Rifa dan Amira duduk berdua, menatap cakrawala. "Aku berjanji, ini bukan pertemuan terakhir kita," kata Rifa, penuh keyakinan.

Amira tersenyum, "Aku percaya padamu."

Mereka berdua tahu, meskipun ada jarak yang harus dihadapi, cinta mereka mampu mengatasi segalanya. Dan dari situlah, perjalanan baru mereka dimulai.

Hari-hari berlalu dengan cepat saat Rifa dan Amira menghabiskan waktu bersama. Mereka menjelajahi kota, mencicipi kuliner lokal, dan berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Setiap detik terasa berharga, dan Rifa merasa seolah semua impian yang selama ini ia simpan kini menjadi kenyataan.

Namun, saat pertemuan itu hampir berakhir, Rifa merasakan kekhawatiran di dalam hatinya. Waktu yang mereka miliki semakin sedikit, dan ia tahu bahwa mereka harus kembali ke kehidupan masing-masing.

Hari terakhir tiba, dan Rifa serta Amira duduk di taman tempat pertama kali mereka bertemu. Suasana tenang, tetapi hati mereka dipenuhi dengan rasa sedih. Mereka tahu bahwa setelah ini, jarak akan kembali memisahkan mereka.

"Rifa, aku akan merindukanmu," kata Amira dengan suara bergetar.

"Aku juga, Mira. Tapi kita akan bertemu lagi, kan? Kita harus berusaha," jawab Rifa, berusaha terlihat optimis meskipun hatinya hancur.

Mereka berpelukan erat, seolah ingin mengabadikan momen itu dalam ingatan. Rifa berjanji akan segera menemui Amira lagi, dan mereka berdua mulai merencanakan pertemuan berikutnya, meskipun tahu bahwa jarak dan waktu akan selalu menjadi tantangan.

Setelah kembali ke kota asalnya, Rifa merasakan kekosongan yang mendalam. Setiap malam, ia merindukan suara Amira dan tawa mereka saat bersama. Ia berusaha untuk tetap sibuk, tetapi bayangan Amira selalu menghantuinya. Mereka terus berkomunikasi lewat video call dan chat, tetapi Rifa tahu bahwa itu tidak akan pernah sama seperti saat mereka bertemu.

Suatu malam, saat berbincang dengan Amira, Rifa mengungkapkan perasaannya. "Mira, aku merasa kesepian tanpa kamu di sini. Aku ingin sekali bertemu lagi."

Amira mengangguk, "Aku juga merasakannya, Rifa. Kita harus mencari cara agar bisa lebih sering bertemu."

Keduanya mulai membahas kemungkinan untuk bertemu lebih sering. Amira menyarankan agar mereka saling mengunjungi secara bergantian. Rifa berpikir keras, mencoba mencari cara untuk mengumpulkan biaya perjalanan lagi.

"Saya bisa membantu kamu dengan ide-ide untuk menabung," kata Amira. "Kita bisa merencanakan beberapa proyek kecil bersama."

Akhirnya, mereka sepakat untuk memulai usaha kecil-kecilan. Rifa mulai menjual makanan ringan di lingkungan sekitar, sementara Amira menawarkan jasa desain grafis secara online. Meskipun sibuk, mereka merasa lebih dekat karena saling mendukung dalam setiap langkah.

Setelah beberapa bulan bekerja sama, mereka berhasil mengumpulkan cukup uang untuk bertemu lagi. Rifa merasa bersemangat dan optimis. Ia merencanakan perjalanan ke kota Amira kali ini dengan lebih matang—mencari tempat yang lebih menyenangkan dan merencanakan banyak hal untuk dilakukan bersama.

Saat tiba di kota Amira, perasaan haru kembali menyelimuti Rifa. Mereka bertemu di tempat yang sama, dan saat melihat Amira berlari menghampirinya, semua rasa lelah dan kesedihan terasa sirna.

"Rifa! Kamu datang lagi!" suara Amira penuh semangat.

"Selalu, Mira. Aku akan selalu berusaha," jawab Rifa, merangkulnya erat.

Setiap pertemuan membawa mereka lebih dekat. Rifa dan Amira mulai membahas masa depan, impian yang lebih besar. Mereka berbicara tentang kemungkinan untuk tinggal di kota yang sama suatu hari nanti.

"Kita bisa membangun hidup bersama, Rifa. Aku percaya kita bisa mengatasi semua rintangan," ujar Amira dengan keyakinan.

Rifa mengangguk. "Aku berjanji akan selalu berjuang untuk kita. Jarak bukanlah penghalang bagi cinta kita."

Dengan tekad yang kuat dan cinta yang tak tergoyahkan, mereka melangkah maju, siap menghadapi semua tantangan yang ada di depan. Jarak mungkin memisahkan fisik mereka, tetapi hati mereka akan selalu terhubung. Dan dengan itu, mereka percaya bahwa cinta mereka akan selalu menemukan jalan. Demikian Kumpulan Cerpen Siti Arofah kali ini semoga berkenan di hati.