21 Agustus 2024

Maaf, Aku Belum Bisa Memaafkan Kesalahanmu

Kisah ini dimulai ketika aku pertama kali mengetahui tentang perselingkuhan yang telah kamu lakukan. Rasanya seperti dunia yang runtuh di depan mataku, segala rasa percaya dan cinta yang kulandaskan padamu hancur berkeping-keping. Aku merasa tak berdaya, tak mengerti mengapa kamu bisa melakukan hal seperti itu.

Setiap hari, bayangan perselingkuhanmu menghantuiku. Aku tak bisa tidur dengan tenang, tak bisa makan dengan lahap. Aku terus-terusan bertanya-tanya, apa yang kurang dari diriku sehingga kamu merasa perlu mencari kebahagiaan di luar hubungan kita.

Aku merasa seperti tertipu, ditipu oleh orang yang seharusnya aku percayai sepenuhnya. Aku terjatuh dalam jurang kekecewaan yang begitu dalam, hingga sulit bagi diriku sendiri untuk bangkit. Aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang dalam diriku, sesuatu yang tidak bisa kembali lagi.

Setiap kali melihat wajahmu, hatiku berdebar hingga rasanya ingin meledak. Aku ingin marah, ingin mengutukmu atas semua luka dan kekecewaan yang telah kau timbulkan dalam hidupku. Namun, setiap kali aku mencoba memarahimu, kata-kata itu terhenti di tenggorokanku. Aku tak sanggup.

Aku tak sanggup memaafkanmu, sebagian dari diriku masih terluka dan belum sembuh. Aku tak sanggup menyembunyikan rasa kekecewaanku yang begitu mendalam. Aku ingin kamu tahu betapa besarnya rasa sakit yang kau berikan padaku.

Setiap malam aku terjaga, terpaku memikirkan segala perlakuanmu. Mengapa kamu melakukan ini padaku? Apakah kamu tidak peduli dengan perasaanku, dengan segala hal yang telah kita lalui bersama-sama? Aku terus merenung, mencoba memahami setiap alasan yang kamu miliki, namun tak ada yang bisa membuatku merasa lebih baik.

Aku tahu, maaf adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Namun, untuk saat ini, aku belum bisa memberikanmu maaf. Mungkin suatu hari nanti, ketika luka-luka ini sembuh, aku akan bisa melupakan semua yang terjadi dan memaafkanmu. Tapi untuk saat ini, aku harus menerima bahwa aku belum siap.

Kesalahanku adalah tidak mampu memaafkanmu, tapi kesalahanmu telah membuatku hancur. Aku mencoba melupakanmu, mencoba melepaskan diri dari bayanganmu yang menghantuiku. Namun, tiap kali aku mencoba, aku kembali terjebak dalam kenangan pahit yang tak kunjung pudar.

Maaf, aku belum bisa memaafkan kesalahanmu. Trauma yang kau buat begitu dalam dan sulit untuk dilupakan. Aku berharap suatu hari nanti, kita bisa menemukan kedamaian dalam diri kita masing-masing. Namun, untuk saat ini, aku perlu waktu dan ruang untuk menyembuhkan luka yang telah kau berikan padaku.