Posts

Seharusnya Aku Tau

Image
Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Suamiku menikah lagi ! Kejadian ini benar-benar membuat aku sangat terpukul. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku. Aku begitu sangat mencintainya ! Aku tak rela bila cinta suamiku harus terbagi dengan wanita lain. Aku tak kuasa menghadapi ini semua, hingga beberapa hari setelah kuketahui suamiku menikah lagi, aku sering terjatuh pingsan. Suamiku tak pernah tau akan keadaanku ini mengingat ia tak sering lagi berada di rumah.Dengan awal kekuatan cinta kami, seharusnya suamiku tak setega itu padaku. Aku yang kala itu diperebutkan oleh beberapa teman laki-laki, hanya suamikulah yang aku pilih. Selain bentuk tubuhnya yang gagah, aku memilihnya karena ia adalah laki-laki yang tangguh, yang mau menyekolahkan adik-adiknya hingga ke jenjang yang tinggi. Kata-katanya yang lembut seolah menyakinkan aku bahwa dialah yang pantas menjadi ayah dari anak-anakku. Dia sangat menyayangi kedua orang tuanya, sebab kedua orang tuanya tinggal bersama kami sampai akhir haya...

Anakku, Kamu Terpaksa Ibu Bawa

Image
Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . "Anakku, Maafkan Ibu Nak ! Kamu terpaksa ibu bawa, demi untuk sesuap nasi." Ibumu hanya mampu sebagai pengamen bus kota. Mengais rizki dari belas kasih para penumpang bus. Sebab bila anakku dititipkan tentunya akan menambah biaya bagi kami. Sering kamu menangis karena tak kuat menahan terik matahari yang begitu panas. Air mataku sering jatuh berderai di pipi anakku seraya tak kuasa menahan iba untuk dirimu yang selalu dalam gendonganku. Di usia anakku yang 8 bulan, rasanya sangat kasihan sekali bila ia harus selalu ikut denganku, mengingat di usianya seharusnya asyik bermain kesana kemari, berexplorasi dalam masa pertumbuhannya, entah itu ingin berusaha bisa berdiri atau berguling-guling kesana kemari dengan tawa yang menggemaskan. Namun sejatinya kamu menangis meronta-ronta dalam gendongan ibu. "Ibu tahu kamu protes, anakku. Tapi harus bagaimana lagi ?" pertanyaan ini tak pernah mampu kujawab. Bila hari sedang panas, kami kep...

Ke Sekolah Lagi

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Hari ini anakku masuk sekolah lagi di kelas yang baru. Kini ia telah duduk di kelas dua. Mataku sempat meleleh saat mengantarnya. Betapa kini aku merasa umurku kian bertambah. Ada asa yang sempat melayang di angan-anganku, aku ingin bisa menimang cucu dari anak-anakku. Teringat kembali saat aku berderai air mata tak terbendung ketika acara pelepasan anak-anak kelas 6 di SD anakku. Saat itu, meski tak ada satupun dari mereka itu anakku, namun aku jadi ingat akan zaki, anakku. Entahlah, tak ada yang aku pikirkan, hanya ada air mata yang mengalir begitu saja. Nilai-nilai raportnya sungguh menggembirakan bagi kami. Padahal kami tak punya target untuknya. Aku merasa kemampuan mereka menyerap pelajaran di sekolah dengan semampu dirinya sendiri. Kami sebagai orang tua hanya berupaya membantunya dalam belajar di rumah saat sore tiba setelah sholat maghrib. Kini zaki pun telah memiliki kamar sendiri. Sesuai permintaannya, kamarnya kami cat dengan warna h...

Sang Nahkoda Sebuah Bahtera Hidup

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah .Pernikahan adalah suatu moment paling membahagiakan bagi siapapun. Meski hanya sekedar mendengar bahwa si A telah menikah, ada seberkas cahaya kebahagiaan dari si pendengar berita itu. Baik yang menikah, dan kerabatnya pun semua turut berbahagia. Yang menikah berharap pasangannya adalah teman yang menemani di sepanjang sisa hidupnya yang mau berbagi kasih, menghibur duka dan menganggap pasangannya adalah tulang rusuknya yang hilang. Awal pernikahan adalah masa-masa emas kebahagiaan yang tiada berperi. Itulah syurga dunia yang telah Tuhan berikan kepada para hambanya. Mereka berdua saling memadu kasih, bercumbu mesra tanpa ada rasa malu lagi. Keduanya saling menikmati indahnya setiap detik di peraduan serasa berada dalam sebuah istana yang dinaungi sebuah cinta nan suci. Ritual yang tadinya haram, kini telah halal setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri, bahkan adalah ibadah bila diniatkan dengan ikhlas kepada Illahi. Kata-kata yang diuca...

I Hate Monday

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Minggu yang indah terasa sangat menghimpit waktuku bersama keluarga. Saat - saat itu begitu sangat berharga bagiku. Ku usahakan tiada waktu yang sia-sia bersama mereka. Terkadang kami makan bersama keluarga di rumah makan pemancingan dengan berharap anak-anak menikmati kebersamaan kami. Kadang juga mengunjungi sanak saudara kami atau hanya berdiam diri, asyik bermain bersama, menikmati indahnya menjadi seorang ibu rumah tangga seutuhnya. Bila anak-anak kami ajak ke pemancingan, mereka tampak antusias sekali. Sebab di sana diberikan sarana bermain anak. Ada ayun-ayunan, jungkat jungkit dan permainan anak lainnya. Udara yang dingin dan segar menyelimuti indahnya hati kami yang merindukan kebersamaan. Sampai-sampai si bungsu enggan diajak pulang. Sesekali kami mengajak anak-anak ke tempat hiburan, seperti bermain game atau permainan anak-anak dengan memasukkan coin atau kartu layaknya sebuah ATM yang tinggal gesek. Si kakak yang sudah menginjak bang...

Yang Tak Punya Malu

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Dengan kulitku yang putih dan bersih, aku sekilas tak tampak seperti orang tak punya. Tetangga kami semua nampak bingung dengan kulitku yang putih dan bersih, karena kedua orang tuaku berkulit sangat berbeda denganku. Kulit kedua orang tuaku agak sawo matang. Namun seputih kulitku ini tak seputih jalan kehidupanku. Telah begitu banyak pahit getir yang telah kulalui. terlahir dari keluarga tak mampu. Aku tak tau siapa sebenarnya ayahku. Ini disebabkan oleh Ibuku yang terpaksa harus mengamen di dalam bus kota di jakarta, pindah dari satu bus ke bus kota yang lain. Membuat ia terbiasa dengan hiruk pikuknya malam seperti tiada bertepi. Manusia - manusia yang mengadu nasib di jalan terbiasa dengan kehidupan bebas, mereka selalu lupa akan adanya aturan agama. Hingga mereka terbenam dalam lautan yang memabukkan meski ada sedikit batin yang bergejolak akan salah yang mereka jalani. Ibuku telah pasrah, karena telah mengiba kepada beberapa laki-laki teman...

Sebongkah Maaf yang Terabaikan

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . " Oh Tuhan, aku benar-benar menyesal, aku benar-benar malu" dengan suara serak dan parau selalu terucap samar-samar dalam kata-kata di akhir hayat suamiku. Penyesalan yang berakhir tragis dalam kematian. Dahulu, di kampungku, ada seorang dokter yang berhati sangat mulia. Beliau adalah sosok yang rendah hati, karena tumbuh dan dibesarkan oleh seorang ibu tanpa ayah yang harus membanting tulang sendiri untuk membesarkan anak-anaknya. Di perjalanan hidupnya, ia tertarik dengan seorang gadis anak Bupati, namun gadis tersebut menginginkan syarat, Ia ingin suaminya adalah seorang dokter, bila tidak pupuslah harapannya untuk bisa bersanding dengannya. Karena teramat cintanya kepada gadis tersebut, dengan gigihnya dirinya mampu menjadi seorang dokter. Akhirnya menikahlah ia dengan gadis sang pujaan hati. Di tengah menjalani kehidupan mahligai rumah tangganya, ia tak pernah meminta bayaran sedikitpun kepada kaum dhuafa, pun kepada tetangga deka...