Posts

Sang Nahkoda Sebuah Bahtera Hidup

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah .Pernikahan adalah suatu moment paling membahagiakan bagi siapapun. Meski hanya sekedar mendengar bahwa si A telah menikah, ada seberkas cahaya kebahagiaan dari si pendengar berita itu. Baik yang menikah, dan kerabatnya pun semua turut berbahagia. Yang menikah berharap pasangannya adalah teman yang menemani di sepanjang sisa hidupnya yang mau berbagi kasih, menghibur duka dan menganggap pasangannya adalah tulang rusuknya yang hilang. Awal pernikahan adalah masa-masa emas kebahagiaan yang tiada berperi. Itulah syurga dunia yang telah Tuhan berikan kepada para hambanya. Mereka berdua saling memadu kasih, bercumbu mesra tanpa ada rasa malu lagi. Keduanya saling menikmati indahnya setiap detik di peraduan serasa berada dalam sebuah istana yang dinaungi sebuah cinta nan suci. Ritual yang tadinya haram, kini telah halal setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri, bahkan adalah ibadah bila diniatkan dengan ikhlas kepada Illahi. Kata-kata yang diuca...

I Hate Monday

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Minggu yang indah terasa sangat menghimpit waktuku bersama keluarga. Saat - saat itu begitu sangat berharga bagiku. Ku usahakan tiada waktu yang sia-sia bersama mereka. Terkadang kami makan bersama keluarga di rumah makan pemancingan dengan berharap anak-anak menikmati kebersamaan kami. Kadang juga mengunjungi sanak saudara kami atau hanya berdiam diri, asyik bermain bersama, menikmati indahnya menjadi seorang ibu rumah tangga seutuhnya. Bila anak-anak kami ajak ke pemancingan, mereka tampak antusias sekali. Sebab di sana diberikan sarana bermain anak. Ada ayun-ayunan, jungkat jungkit dan permainan anak lainnya. Udara yang dingin dan segar menyelimuti indahnya hati kami yang merindukan kebersamaan. Sampai-sampai si bungsu enggan diajak pulang. Sesekali kami mengajak anak-anak ke tempat hiburan, seperti bermain game atau permainan anak-anak dengan memasukkan coin atau kartu layaknya sebuah ATM yang tinggal gesek. Si kakak yang sudah menginjak bang...

Yang Tak Punya Malu

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . Dengan kulitku yang putih dan bersih, aku sekilas tak tampak seperti orang tak punya. Tetangga kami semua nampak bingung dengan kulitku yang putih dan bersih, karena kedua orang tuaku berkulit sangat berbeda denganku. Kulit kedua orang tuaku agak sawo matang. Namun seputih kulitku ini tak seputih jalan kehidupanku. Telah begitu banyak pahit getir yang telah kulalui. terlahir dari keluarga tak mampu. Aku tak tau siapa sebenarnya ayahku. Ini disebabkan oleh Ibuku yang terpaksa harus mengamen di dalam bus kota di jakarta, pindah dari satu bus ke bus kota yang lain. Membuat ia terbiasa dengan hiruk pikuknya malam seperti tiada bertepi. Manusia - manusia yang mengadu nasib di jalan terbiasa dengan kehidupan bebas, mereka selalu lupa akan adanya aturan agama. Hingga mereka terbenam dalam lautan yang memabukkan meski ada sedikit batin yang bergejolak akan salah yang mereka jalani. Ibuku telah pasrah, karena telah mengiba kepada beberapa laki-laki teman...

Sebongkah Maaf yang Terabaikan

Karawang, Kumpulan Cerpen Siti Arofah . " Oh Tuhan, aku benar-benar menyesal, aku benar-benar malu" dengan suara serak dan parau selalu terucap samar-samar dalam kata-kata di akhir hayat suamiku. Penyesalan yang berakhir tragis dalam kematian. Dahulu, di kampungku, ada seorang dokter yang berhati sangat mulia. Beliau adalah sosok yang rendah hati, karena tumbuh dan dibesarkan oleh seorang ibu tanpa ayah yang harus membanting tulang sendiri untuk membesarkan anak-anaknya. Di perjalanan hidupnya, ia tertarik dengan seorang gadis anak Bupati, namun gadis tersebut menginginkan syarat, Ia ingin suaminya adalah seorang dokter, bila tidak pupuslah harapannya untuk bisa bersanding dengannya. Karena teramat cintanya kepada gadis tersebut, dengan gigihnya dirinya mampu menjadi seorang dokter. Akhirnya menikahlah ia dengan gadis sang pujaan hati. Di tengah menjalani kehidupan mahligai rumah tangganya, ia tak pernah meminta bayaran sedikitpun kepada kaum dhuafa, pun kepada tetangga deka...

Kenangan Manis nan Indah

Dimalam yang sesunyi ini,.... aku sendiri... tiada yang menemani,... akhirnya kini kusadari... dia telah pergi.... tinggalkan du...nia.... "Duh...Adakah semua kan terulang kisah cintaku yang seperti dulu... uh, mengapa pengamen itu nyanyi-in lagu ini ?" gundahku seakan tak terima bila pengamen itu menyanyikan lagu milik Crisye. Di dalam bus kota yang sedang aku tumpangi ini, pengamen menyanyikannya dengan syahdu sekali. Pengamen bus kota memang semakin banyak saat ini, terkadang kemahirannya membawakan lagu lebih indah terdengar daripada sang artis yang asli itu sendiri. Hingga aku seakan terbang kembali ke masa laluku nan indah saat aku masih tengah bersamanya. Kenangan-kenangan itu begitu manis, meski yang pernah kudengar dari kebanyakan orang, katanya, kenangan manis "cuma ada di senetron saja". Justru karena itulah seakan tak mampu kulepas dan selalu melekat dalam sanubariku. Untuk menuju gerbang pernikahan, kami hanya butuh waktu enam bulan untuk saling mengena...

Kepergiannya

Sungguh, aku begitu terkejut ketika aku mendapat kabar bahwa budeku meninggal. Akupun berkemas untuk menghadirinya bersama kakakku. karena jika aku berangkat sendiri, aku ga' akan bisa. Aku selalu bersama kerabatku jika mengunjungi budeku itu. Ya... rumah budeku di Demak. "Sa, Mas ga' bisa bareng kamu. Mas udah di bis Nusantara. Kalo bareng kamu, takut kami ga' bisa melihat untuk saat terakhir" kata kakakku dalam teleponnya. Seketika itu aku langsung lemah lunglai. Pupus sudah harapanku untuk dapat menghadiri pemakaman budeku. kakakku yang tinggal di Jakarta tidak bisa menunggu aku yang tinggal di karawang. Aku harus berbesar hati, merekapun juga ingin melihat saat-saat terakhir budeku. Dalam bulir-bulir air mataku, tergelar indah masa lalu saat budeku masih ada. Kata Ayahku, bude-lah yang menyarankan ibuku untuk tidak menggugurkan bayinya saat mengandung aku. Dokter saat itu mengatakan terlalu riskan bagi ibuku untuk hamil di usia di atas 40 tahun. Katanya bude b...

Sebuah Karma

Karma adalah sesuatu yang diperoleh karena tindakannya sendiri di masa lampau. Oleh karenanya Karma juga disebut KARena ulah MAnusia. Kadang begitu banyak kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan menimpa kita, namun kita tidak menyadari penyebabnya ada pada diri kita sendiri. Suatu ketika, aku pernah memukuli pantat anakku berkali-kali, karena dia menyakiti hati pembantuku. Aku benar-benar tidak mau terlalu memanjakan kepada anak. Kata yang tepat mungkin tarik ulur. Ada saatnya kita bisa memanjakan anak. Namun dalam hal sopan santun aku benar-benar disiplin. Meski aku hanya berani memukul bagian tubuh anakku hanya di pantat, tapi pukulannya cukup keras. Semuanya berharap agar anakku tidak mengulanginya lagi. Beberapa bulan kemudian, Ayahku bercerita tentang masa kecilnya. Ia pernah ikut dengan pamannya. Pamannya pernah memukuli pantat anaknya, karena anaknya marah pada ayahku. Sepedanya kotor karena dipakai oleh ayahku untuk nonton layar tancap di desa itu. Pamannya merasa anakknya ha...