Sebuah Karma

Karma adalah sesuatu yang diperoleh karena tindakannya sendiri di masa lampau. Oleh karenanya Karma juga disebut KARena ulah MAnusia.


Kadang begitu banyak kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan menimpa kita, namun kita tidak menyadari penyebabnya ada pada diri kita sendiri.

Suatu ketika, aku pernah memukuli pantat anakku berkali-kali, karena dia menyakiti hati pembantuku. Aku benar-benar tidak mau terlalu memanjakan kepada anak. Kata yang tepat mungkin tarik ulur. Ada saatnya kita bisa memanjakan anak. Namun dalam hal sopan santun aku benar-benar disiplin. Meski aku hanya berani memukul bagian tubuh anakku hanya di pantat, tapi pukulannya cukup keras. Semuanya berharap agar anakku tidak mengulanginya lagi. Beberapa bulan kemudian, Ayahku bercerita tentang masa kecilnya. Ia pernah ikut dengan pamannya. Pamannya pernah memukuli pantat anaknya, karena anaknya marah pada ayahku. Sepedanya kotor karena dipakai oleh ayahku untuk nonton layar tancap di desa itu. Pamannya merasa anakknya harus diberi pelajaran, dan merasa ayahku tidak bersalah. Percaya tidak percaya, kejadiannya hampir mirip seperti terulang kembali.

Pernah temankku curhat padaku, dia menceritakan kisah hidupnya padaku. Ia ditinggal ibunya untuk selamanya ketika ia baru kelas lima SD. Padahal saat itu ibunya benar-benar sangat memanjakannya sekali. Setelah sepeninggal ibunya, ayahnya menikah lagi. Ayahnya berharap istri barunya akan menyayangi anak-anaknya. Lain ladang lain belalang, harapan ayahnya hanya menjadi angan-angan belaka. Baru beberapa bulan menjadi ibu tiri, ia tega mengusir temanku yang masih muda belia itu. Temanku hidup terlunta-lunta. berpindah-pindah untuk bisa meneruskan hidup. Kadang di beberapa kakaknya, kadang juga di tempat pamannya. Rupanya Allah memberikan pengganti lembaran lembaran dukanya yang dahulu. Kehidupannya berubah setelah ia telah bekerja dan menikah. Kini temanku telah memiliki rumah sendiri. Sedang ibu tirinya, mempunyai menantu yang berlatar belakang sama dengan temanku. Persis sekali. Menantunya juga seorang piatu yang tidak memiliki hubungan baik dengan ibu tirinya.

Ada lagi kisah mengenaskan terjadi, entah itu ada kaitannya dari perbuatannya atau tidak, hanya Allahlah yang tau. Aku diberi kabar oleh Rima, temanku di kota yang berbeda denganku. Rupanya temanku Rifa dikabarkan telah menghamili seorang janda, yang satu perusahaan dengan Rima. Tentu saja Rima merasa kecewa akan perbuatan si Rifa. Si Janda itupun sangat terpukul sekali telah ditinggalkan begitu saja oleh Rifa dalam keadaan hamil tua. Rifa akhirnya menikah dengan teman kecilnya di daerah asalnya. Si Janda sempat berkata, "Aku di sini sedang susah payah melahirkan dan mengurus anakku, sedang Rifa sedang asik bersama istri barunya". Telah setahun Rifa menikah, namun sampai saat ini belum dikaruniai sang buah hati. Tiap dinyatakan hamil baru usia 6 minggu, istrinya keguguran. Entahlah, apakah ada kaitannya atau tidak.

Kemungkinan begitu banyak kisah-kisah lainnya yang begitu menyayat hati. Bersyukurlah bila sesudahnya ia mendapat hidayah. Ia terus memohon ampun kepada Allah swt dan tidak mengulanginya lagi. Namun tatkala keangkuhan menyelimuti hati, tak akan pernah ada penyesalan. Sungguh merugilah orang tersebut. Allah swat akan memberi balasan atas segala perbuatannya walaupun hanya sebesar biji zarroh.