02 September 2024

Cinta Tapi Tidak

Arsyla adalah seorang selebgram terkenal dengan jutaan pengikut di media sosial. Kehidupannya selalu dipenuhi dengan kemewahan, fashion, dan petualangan. Di tengah semua kesuksesannya, ada satu sosok yang selalu menemaninya: Irdan, kekasihnya yang sederhana dan tidak memiliki pekerjaan tetap, Lulusan perguruan tinggi dengan gelar di bidang Desain Grafis

Irdan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Keluarga mereka tidak memiliki banyak uang, tetapi mereka saling mendukung dan mencintai. Irdan tumbuh dengan nilai-nilai kerja keras dan kejujuran, tetapi juga dengan beban harapan untuk bisa membantu keluarganya.

Setelah lulus, Irdan merasa bingung tentang masa depannya. Dia memiliki mimpi untuk menjadi desainer grafis, tetapi sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan impiannya. Dia sering melakukan pekerjaan lepas, tetapi pendapatannya tidak stabil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini membuatnya merasa tidak mampu dan mengganggu kepercayaan dirinya.

Di sebuah kafe, Arsyla dan Irdan sedang mengobrol

Arsyla: "Irdan, aku baru saja mendapatkan tawaran endorse dari brand besar! Ini akan menjadi kolaborasi yang hebat."

Irdan: "Wah, itu luar biasa! Aku selalu bangga padamu, Arsyla."

Arsyla: "Tapi, kamu juga harus memikirkan masa depanmu. Apa kamu tidak ingin mencari pekerjaan?"

Irdan: "Aku... aku masih mencari, Arsyla. Aku ingin menemukan sesuatu yang tepat."

Ketidakpuasan yang Muncul

Seiring berjalannya waktu, Arsyla mulai merasa bahwa hubungan mereka tidak seimbang. Dia merasa sudah melakukan segalanya untuk Irdan, tetapi Irdan tetap tidak berusaha untuk memperbaiki keadaan.

Di rumah Arsyla, mereka berdebat

Arsyla: "Irdan, aku merasa seperti aku yang selalu mencukupi kebutuhanmu. Kenapa kamu tidak berusaha lebih keras?"

Irdan: "Aku tahu, Arsyla. Tapi aku juga merasa tertekan. Aku ingin menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion-ku."

Suatu malam, setelah acara yang dihadiri Arsyla, Irdan memutuskan untuk berbicara serius. Dia merasa bahwa hubungan mereka tidak bisa diteruskan.

Irdan: "Arsyla, kita perlu bicara. Aku merasa kita tidak sejalan."

Arsyla: "Apa maksudmu? Aku mencintaimu, Irdan!"

Irdan: "Aku juga mencintaimu, tapi aku tidak ingin jadi beban bagimu. Aku rasa kita sebaiknya berpisah."

Arsyla merasa hancur. Dia tidak bisa menerima keputusan Irdan. Semua usaha dan pengorbanan yang telah dia lakukan seolah sia-sia. Dia merasa ditinggalkan tanpa alasan yang jelas.

Di apartemen, Arsyla menangis sambil melihat foto-foto mereka

Arsyla: (dalam hati) "Bagaimana bisa dia pergi begitu saja? Semua yang aku lakukan untuknya..."

Setelah perpisahan, Arsyla mencoba untuk bangkit kembali. Dia fokus pada karirnya sebagai selebgram, tetapi bayang-bayang Irdan terus menghantuinya. Dia merasa kosong dan kehilangan arah.

Di studio foto, Arsyla berbicara dengan manajernya

Manajer: "Arsyla, kamu terlihat tidak bersemangat. Apakah ada yang mengganggumu?"

Arsyla: "Aku baru saja putus cinta. Rasanya sangat sulit untuk move on."

Seiring waktu, Arsyla mulai menyadari bahwa dia perlu mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu. Dia mulai mengeksplorasi hobi baru dan meningkatkan karirnya. Arsyla berusaha untuk tidak terjebak dalam kesedihan.

Di kelas yoga, Arsyla bertemu teman baru

Ferry : "Hei, kamu terlihat akrab. Apa kamu selebgram, ya?"

Arsyla: "Iya, itu aku. Tapi sekarang aku ingin fokus pada diriku sendiri."

Suatu hari, Arsyla menghadiri acara peluncuran produk dan tidak sengaja bertemu Irdan. Pertemuan ini membawa kembali semua kenangan yang menyakitkan.

Di acara, mereka saling tatap

Irdan: "Arsyla... kamu terlihat berbeda."

Arsyla: "Irdan, aku sudah berusaha untuk move on. Tapi, kenapa kamu datang ke sini?"

Irdan: "Aku ingin melihatmu bahagia. Aku menyesal dengan keputusan yang kuambil."

Setelah pertemuan itu, mereka mulai berbicara lebih sering. Irdan mengungkapkan perasaannya dan mengapa dia merasa tidak cukup baik untuk Arsyla.

Di sebuah kafe, mereka berbincang

Arsyla: "Irdan, aku tidak pernah menganggapmu sebagai beban. Aku hanya ingin kita saling mendukung."

Irdan: "Aku tahu, tapi aku merasa tidak mampu bersaing dengan kesuksesanmu."

Dengan komunikasi yang lebih baik, Arsyla dan Irdan mulai memahami satu sama lain. Mereka berusaha untuk mencari jalan tengah, meskipun mereka tahu hubungan mereka tidak akan pernah sama.

Di taman, mereka berjalan berdampingan

Arsyla: "Aku berterima kasih atas semua pelajaran yang kita ambil dari hubungan ini."

Irdan: "Aku juga. Mungkin kita bisa menjadi teman, dan saling mendukung di jalur masing-masing."

Arsyla dan Irdan memutuskan untuk menjalin hubungan baru sebagai teman. Meskipun cinta mereka tidak terwujud seperti yang diharapkan, mereka belajar untuk saling menghormati dan mendukung satu sama lain.

Di media sosial, Arsyla membagikan perjalanan barunya

Arsyla: "Terkadang, cinta tidak berarti memiliki. Terkadang, itu berarti memberi ruang untuk tumbuh."