15 Januari 2024

Cinta Tanpa Tapi

Cinta Tanpa Tapi
Hai Teman-teman, jumpa lagi di Cerita Pendek saya ya, kali ini saya ingin membagikan kisah Cinta beda agama. Baca sampai habis ya teman-teman..


Raka dan Rani saling mencintai sejak SMA. Berawal dari pertemuannya yang intens dikarenakan saling mengikuti extra kurikuler Pramuka, akhirnya benih-benih cinta tumbuh seiring dengan saling bertemunya mereka dalam wadah itu. Mereka berdua berasal dari agama yang berbeda. Raka seorang Muslim, sedangkan Rani seorang Kristen. Mereka tidak peduli dengan perbedaan itu, karena bagi mereka yang penting adalah cinta.


Namun, orang tua mereka tidak setuju dengan hubungan mereka. Mereka menganggap pernikahan beda agama adalah hal yang haram dan dosa. Mereka berusaha memisahkan Raka dan Rani dengan berbagai cara, mulai dari mengancam, memaksa, hingga mengirim mereka ke tempat yang jauh.

 

Jaman sekarang meski sudah di jauhkan, tetap aja mereka bisa menggunakan ponsel yang semua bisa dilakukan karena kecanggihan HP jaman sekarang, seperti melakukan panggilan video atau hanya mengirim pesan atau foto. semua itu membuat mereka berasa dekat meskipun jarak terpisah jauh.


Raka dan Rani tidak mau menyerah. Mereka berjanji akan tetap bersama, meski harus melawan dunia. Mereka merencanakan untuk melarikan diri dan menikah diam-diam. Mereka berharap suatu hari nanti, orang tua mereka akan menerima mereka apa adanya.


Suatu malam, Raka dan Rani berhasil kabur dari rumah mereka. Mereka membawa barang-barang penting dan uang yang cukup untuk hidup berdua. Mereka menuju ke kota lain, di mana mereka bisa menikah tanpa gangguan. Mereka menumpang di rumah seorang teman yang mau membantu mereka.


Di kota itu, Raka dan Rani menikah secara sederhana di sebuah masjid. Mereka tidak mengundang siapa pun, kecuali saksi dan penghulu. Mereka merasa bahagia, karena akhirnya mereka bisa bersatu. Mereka berpikir, inilah awal dari kehidupan baru mereka.


Namun, ternyata pernikahan mereka tidak semudah yang mereka bayangkan. Mereka menghadapi banyak masalah, baik dari dalam maupun dari luar. Mereka sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, karena mereka tidak memiliki ijazah dan surat nikah yang resmi. Mereka juga sering mendapat perlakuan buruk dari orang-orang sekitar, yang menganggap mereka sebagai pasangan murtad dan zina.


Yang lebih parah lagi, mereka mulai bertengkar karena perbedaan keyakinan. Raka ingin Rani masuk Islam, sedangkan Rani ingin Raka menghormati agamanya. Mereka sering berdebat tentang hal-hal sepele, seperti cara beribadah, makanan halal, dan pakaian. Mereka tidak lagi saling mengerti dan menghargai.


Lama-kelamaan, cinta mereka pun pudar. Mereka merasa tidak cocok satu sama lain. Mereka menyesali keputusan mereka untuk melarikan diri dan menikah. Mereka sadar, bahwa mereka telah membuat kesalahan besar dalam hidup mereka. Mereka memutuskan untuk bercerai dan kembali ke keluarga mereka.


Raka dan Rani menghubungi orang tua mereka, dan meminta maaf atas semua yang telah mereka lakukan. Mereka mengakui, bahwa mereka telah salah dan bodoh. Mereka berharap, orang tua mereka masih mau menerima mereka sebagai anak.


Orang tua mereka merasa sedih dan marah, tapi juga lega. Mereka masih mencintai Raka dan Rani, meski mereka telah menyakiti hati mereka. Mereka bersedia memaafkan dan menampung mereka kembali. Mereka berharap, Raka dan Rani bisa memperbaiki diri dan menemukan pasangan yang sesuai dengan agama mereka.


Raka dan Rani pun pulang ke rumah mereka. Mereka merasa bersalah dan malu, tapi juga bersyukur. Mereka sadar, bahwa orang tua mereka adalah orang yang paling mencintai mereka. Mereka berjanji, bahwa mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Mereka berusaha melupakan masa lalu, dan memulai hidup baru.


Raka dan Rani tidak pernah bertemu lagi. Mereka menjalani hidup masing-masing, dengan pasangan yang berbeda. Mereka berdoa, agar Allah memberi mereka kebahagiaan dan kedamaian. Mereka menganggap cinta mereka sebagai cinta terlarang, yang tidak pernah berakhir bahagia.

 

Salam hangat, semoga berkenan dengan Kisah Cerita pendek saya di atasya teman-teman semua.