27 September 2024

Misteri Penghuni Pohon Beringin Tua

Misteri Penghuni Pohon Beringin Tua
Hai Sobat Kumpulan Cerpen Siti Arofah Kali ini aku mau menceritakan sebuah kisah yang dipenuhi rasa kecewa terhadap Kekasih.

Di antara deretan rumah megah yang menjulang di kawasan elit, Aryan, seorang pengusaha muda yang ambisius, merasakan kepuasan luar biasa. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, impiannya untuk memiliki rumah idaman akhirnya terwujud. Rumah tersebut berdiri megah dengan desain modern, dilengkapi dengan kolam renang, taman yang luas, dan ruang keluarga yang terbuka. Setiap sudut rumah dipenuhi dengan barang-barang mahal dan perabotan yang dirancang khusus, mencerminkan keberhasilannya dalam dunia bisnis.

Aryan tinggal bersama istrinya, Maya, dan dua anak mereka, Alia yang berusia 8 tahun dan Dika yang berusia 5 tahun. Keluarga ini sangat akrab dan saling mendukung satu sama lain. Mereka berharap rumah baru ini akan membawa kebahagiaan dan kehangatan bagi keluarga mereka.

Setelah proses pembangunan selesai, Aryan merasa ada yang kurang. Ia ingin menambahkan elemen alami yang dapat memberikan suasana berbeda. Ketika mendengar tentang pohon beringin tua yang dijual oleh warga desa, Aryan pun tertarik. Dengan harga 2 miliar rupiah, pohon itu bukan hanya sekadar tanaman, melainkan simbol kehidupan dan keberuntungan.

Hari yang ditunggu pun tiba. Dengan bantuan beberapa pekerja, pohon beringin tua itu diangkut dan ditanam di halaman depan rumah. Pohon itu terlihat anggun, dengan batang yang kokoh dan akar yang menjalar ke tanah. Cabang-cabangnya yang menjuntai menciptakan naungan yang sejuk, dan daunnya yang lebat seolah mengundang para burung untuk bersarang.

Ketika pohon itu ditanam, Alia dan Dika berlarian mengelilinginya dengan riang. Mereka merasa seolah memiliki teman baru. Maya, yang selalu memperhatikan, merasa ada aura positif di sekitar pohon tersebut. Aryan pun optimis, percaya bahwa pohon beringin akan membawa keberuntungan bagi keluarganya.

Namun, malam pertama setelah pohon ditanam, suasana berubah. Aryan terbangun mendengar suara aneh. Suara itu seolah berbisik, memanggil namanya. Dengan rasa penasaran dan sedikit ketakutan, ia melangkah ke luar rumah. Hanya ada kegelapan dan suara angin yang berdesir di antara cabang-cabang pohon.

Hari-hari berikutnya, keluarga Aryan mulai merasakan ketidakberesan. Alia mengaku melihat sosok bayangan di sekitar pohon beringin saat bermain. Dika, yang biasanya ceria, mulai sering terbangun malam hari, merengek ketakutan. Maya, yang awalnya percaya pada keajaiban pohon itu, kini merasakan ketegangan yang tidak dapat dijelaskan.

Suatu malam, Aryan memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang pohon beringin itu. Ia pergi ke sesepuh desa, Pak Rahman, yang dikenal luas memiliki pengetahuan tentang mitos dan legenda lokal. Dengan penuh rasa ingin tahu, Aryan mendengarkan cerita Pak Rahman tentang pohon beringin.

“Pohon beringin adalah simbol kekuatan dan perlindungan,” jelas Pak Rahman. “Namun, jika pohon itu dipindahkan dari tempat asalnya tanpa izin, makhluk yang tinggal di dalamnya bisa marah dan mengganggu kehidupan yang baru.”

Aryan merasa cemas mendengar kata-kata tersebut. Ia tidak pernah berpikir bahwa pohon yang dibelinya bisa memiliki penghuni. Pak Rahman melanjutkan, “Beringin tua ini sudah ada selama dua abad. Banyak yang menghormatinya, dan jika kau ingin damai, kau harus menghargai keberadaannya.”

Setelah pertemuan itu, Aryan semakin gelisah. Suara-suara aneh di malam hari terus berlanjut, dan kejadian misterius semakin sering terjadi. Suatu malam, ketika Aryan sedang bekerja di ruang kerjanya, ia merasakan getaran di lantai. Ia menoleh, dan melihat bayangan bergerak di dekat pohon. Jantungnya berdegup kencang. Ia berusaha menenangkan diri, tetapi rasanya semakin sulit.

Maya mulai merasakan ketegangan yang sama. Ia sering terbangun di malam hari, merasakan ada yang mengawasi mereka. Alia dan Dika pun semakin ketakutan. Mereka mulai menghindari area di sekitar pohon beringin dan lebih memilih bermain di dalam rumah.

Suatu malam, saat keluarga sedang berkumpul di ruang tamu, Dika tiba-tiba berteriak. “Ada orang di luar!” Ia menunjuk ke jendela. Aryan dan Maya bergegas melihat ke luar, tetapi yang mereka lihat hanyalah pohon beringin yang berdiri tegak dalam kegelapan. Namun, udara terasa dingin dan menekan.

Mendengar keluhan keluarganya, Aryan mulai mencari solusi. Ia kembali mengunjungi Pak Rahman dan menceritakan semua yang terjadi. Pak Rahman mendengarkan dengan seksama, lalu berkata, “Kau harus melakukan ritual penyucian. Minta izin kepada penghuni pohon dan tunjukkan rasa hormatmu.”

Aryan merasa ini adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah. Ia kemudian mengumpulkan bahan-bahan untuk ritual, termasuk sesajian seperti nasi, buah-buahan, dan bunga. Ia juga mengundang beberapa tetangga dan teman dekat untuk membantu.

Malam ritual tiba. Keluarga Aryan berdiri di sekitar pohon beringin, dikelilingi oleh lilin yang menyala dan sesajian yang tertata rapi. Suasana terasa sakral, dan semua orang berdoa dengan khusyuk. Aryan mengangkat suaranya, “Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami ingin hidup damai dan menghormati keberadaanmu.”

Saat itu, angin mulai bertiup kencang, seolah merespons doa mereka. Suara bisikan mulai terdengar, dan cahaya lembut mulai muncul di sekitar pohon. Semua orang terdiam, merasakan getaran yang tidak biasa. Tiba-tiba, sosok gaib muncul di hadapan mereka. Sosok itu tampak seperti seorang pria tua dengan pakaian tradisional, wajahnya penuh kebijaksanaan.

Baca juga Mencari Damai Dalam Cinta

Sosok itu menatap Aryan dan keluarganya. “Aku adalah penjaga pohon ini,” katanya dengan suara yang dalam. “Selama ratusan tahun, aku melindungi tempat ini. Kehadiranmu mengganggu ketenangan yang telah ada.”

Aryan merasa ketakutan, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. “Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami hanya ingin hidup bersama dengan pohon ini.”

Sosok itu mengangguk, “Jika kau ingin damai, hargai pohon ini. Jangan pernah merusak atau mengabaikannya. Jaga lingkungan di sekitarnya, dan aku akan membiarkan keluargamu hidup dengan tenang.”

Setelah sosok itu menghilang, Aryan dan keluarganya merasa lega. Mereka menyadari betapa pentingnya menjaga hubungan dengan alam. Sejak malam itu, mereka berusaha untuk merawat pohon beringin dengan lebih baik. Mereka menanam bunga dan tanaman lain di sekitar pohon, serta rutin membersihkan area tersebut.

Keluarga Aryan juga mulai mengadakan kegiatan berkebun bersama. Alia dan Dika belajar tentang tanaman, sementara Maya membuat taman kecil di samping pohon beringin. Aryan merasa semakin dekat dengan keluarganya, dan rasa syukur memenuhi hati mereka.

Seiring berjalannya waktu, suasana di rumah Aryan semakin harmonis. Tidak ada lagi teror atau suara aneh di malam hari. Mereka merasa dilindungi oleh kehadiran pohon beringin. Keluarga ini menjadi lebih akrab, dan mereka sering menghabiskan waktu bersama di bawah naungan pohon.

Alia dan Dika tumbuh dengan rasa cinta terhadap alam. Mereka belajar untuk menghargai setiap makhluk hidup dan menjaga lingkungan. Aryan semakin memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan modern dan alam.

Keluarga Aryan menyadari bahwa rumah bukan hanya sekadar bangunan, melainkan tempat di mana mereka bisa hidup selaras dengan alam. Mereka berkomitmen untuk terus merawat pohon beringin dan lingkungan di sekitarnya. Dengan melakukan hal ini, mereka menemukan kebahagiaan yang sejati.

Pohon beringin tua itu tidak hanya menjadi simbol keberuntungan, tetapi juga pelajaran berharga tentang rasa hormat dan tanggung jawab terhadap alam. Aryan, Maya, Alia, dan Dika kini hidup bahagia, dikelilingi oleh keindahan dan kedamaian yang telah mereka ciptakan bersama, dan mereka selalu ingat untuk menghormati makhluk-makhluk yang tinggal di balik pohon beringin tua yang anggun itu.

Meski kehidupan keluarga Aryan kini terasa harmonis, ada kalanya mereka merasakan kehadiran yang tidak biasa di sekitar pohon beringin. Beberapa minggu setelah ritual penyucian, Alia mulai mencatat beberapa kejadian aneh. Suatu pagi, ia menemukan sekuntum bunga langka yang tumbuh di bawah pohon, padahal sebelumnya tidak ada tanaman tersebut di sana.

Alia sangat penasaran dan mulai menggambar bunga itu di buku sketsanya. Ia merasa ada sesuatu yang istimewa tentang bunga itu. Namun, saat ia menunjukkan gambar tersebut kepada Dika, adiknya justru terlihat ketakutan. “Jangan dekat-dekat dengan pohon, Kak! Nanti ada yang marah!” serunya.

Maya, yang mendengar percakapan itu, mencoba menenangkan anak-anak. “Tenang, sayang. Pohon beringin itu adalah teman kita. Kita harus menghormatinya.” Namun, di dalam hati, Maya juga merasakan keanehan yang sulit dijelaskan.

Baca juga Kekuatan Menulis Aaliyah Yang Membahana

Suatu hari, Pak Rahman datang mengunjungi Aryan. Ia membawa kabar baik dan sedikit peringatan. “Pohon beringin itu telah menerima kalian. Namun, ingatlah bahwa ia juga bisa merasakan ketulusan hati. Jika ada yang tidak beres, ia akan memberi tanda.”

Aryan mendengarkan dengan seksama. “Kami berusaha merawatnya sebaik mungkin, Pak. Namun, akhir-akhir ini, Alia menemukan bunga aneh di bawah pohon.”

Pak Rahman mengernyitkan dahi. “Bunga itu bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh penghuni pohon. Cobalah untuk memperhatikan lebih dekat.”

Aryan merasa tanggung jawabnya semakin besar. Ia berjanji untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar pohon beringin.

Terinspirasi oleh kata-kata Pak Rahman, Alia memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Ia mulai mencatat setiap kejadian yang terjadi di sekitar pohon beringin. Dengan buku sketsa di tangan, ia mengamati cabang-cabang pohon, akar yang menjalar, dan bahkan suara-suara halus yang kadang terdengar saat angin berhembus.

Suatu malam, saat Alia sedang menggambar di bawah pohon, ia merasakan angin dingin yang tiba-tiba bertiup kencang. Daun-daun bergoyang, dan suara bisikan yang familiar kembali terdengar. “Alia...” suara itu memanggil lembut, seolah mengundangnya untuk mendekat.

Alia merasa terpesona dan sedikit ketakutan. “Siapa?” tanyanya, berusaha menguatkan diri. Namun, suara itu tidak menjawab, hanya berbisik dan mengundang.

Dika, yang selalu mengawasi kakaknya, merasa khawatir. Ia berlari mendekati Alia dan menggenggam tangannya. “Kak, kita harus pergi! Itu tidak baik!” Namun, Alia berusaha tenang. “Aku ingin tahu, Dika. Mungkin ada yang ingin disampaikan.”

Dika, meskipun takut, akhirnya setuju untuk menemani Alia. Mereka berdua duduk di bawah pohon beringin, berusaha mendengarkan suara bisikan itu. Selama beberapa menit, suasana hening dan hanya terdengar suara angin.

Tiba-tiba, cabang-cabang pohon bergerak lebih kencang, dan suara itu kembali. “Jaga... jaga...”

“Maksudnya apa?” Alia bertanya, namun tidak ada jawaban. Mereka berdua merasa terjebak dalam misteri yang semakin dalam.

Keesokan harinya, Alia dan Dika memutuskan untuk menceritakan pengalaman mereka kepada Aryan dan Maya. Mereka berkumpul di ruang tamu, dan Alia menceritakan semua yang terjadi.

Aryan dan Maya mendengarkan dengan serius. “Kita harus mengambil tindakan, mungkin ada sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita,” kata Aryan. “Kita harus lebih aktif menjaga lingkungan dan melakukan hal-hal yang baik untuk pohon.”

Maya setuju. “Kita bisa mulai dengan membersihkan area sekitar pohon, menanam lebih banyak tanaman, dan mengadakan kegiatan berkebun bersama.”

Keluarga Aryan mulai merencanakan kegiatan berkebun setiap akhir pekan. Mereka mengundang tetangga dan teman-teman untuk ikut berpartisipasi. Selama kegiatan ini, Alia merasakan semangat baru. Ia melihat banyak orang yang peduli dengan pohon beringin, dan itu membuatnya percaya bahwa mereka bisa menjaga hubungan baik dengan penghuni pohon.

Namun, meski mereka berusaha sebaik mungkin, kehadiran tanda-tanda aneh tetap muncul. Suatu malam, saat mereka sedang berkumpul di ruang tamu, lampu tiba-tiba berkedip-kedip. Dika, yang ketakutan, bersembunyi di belakang ibunya. “Ada apa, Ma?” tanyanya dengan suara bergetar.

Aryan berusaha menenangkan anak-anaknya. “Mungkin hanya masalah listrik. Kita akan memeriksa besok pagi.”

Namun, malam itu, Aryan tidak bisa tidur. Pikirannya terus melayang ke pohon beringin dan semua kejadian aneh yang terjadi. Ia merasa ada tanggung jawab besar untuk melindungi keluarganya dan pohon yang mereka cintai.

Keesokan harinya, Aryan memutuskan untuk kembali menemui Pak Rahman. Ia ingin mendapatkan nasihat lebih lanjut. Ketika tiba di rumah Pak Rahman, ia melihat sesepuh itu sedang duduk di beranda, terlihat tenang meski tampak serius.

“Mendengarkan isyarat dari alam itu penting,” kata Pak Rahman. “Kadang, kita harus berani menghadapi ketakutan kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.”

Aryan merasa terinspirasi. Ia kembali ke rumah dengan tekad untuk lebih mendalami hubungan mereka dengan pohon beringin.

Hari demi hari berlalu, dan keluarga Aryan semakin dekat. Mereka belajar untuk saling mendukung, berbagi rasa takut dan harapan. Alia dan Dika menyusun rencana untuk membuat taman mini di sekitar pohon beringin, sementara Maya menyiapkan makanan untuk acara berkumpul bersama tetangga.

Suatu malam, saat mereka sedang berkumpul di bawah pohon, Alia mengambil inisiatif. “Mari kita buat janji untuk menjaga pohon ini bersama-sama!” serunya. Semua orang setuju dengan antusias.

“Janji!” mereka semua mengangkat tangan, dan Aryan merasa bangga melihat kebersamaan keluarga dan tetangga.

Beberapa minggu kemudian, saat mereka sedang beraktivitas di taman, mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di sekitar akar pohon beringin, terdapat ukiran halus yang terlihat seperti simbol. Alia dan Dika berlari mendekat, terpesona oleh penemuan itu.

“Apa ini?” Alia berbisik, menyentuh ukiran dengan hati-hati. Dika ikut melihat dengan penuh rasa ingin tahu. Mereka merasa bahwa simbol itu mungkin berhubungan dengan penghuni pohon.

Aryan dan Maya datang mendekat, dan setelah melihatnya, mereka semua sepakat bahwa ini adalah tanda penting. “Mungkin ini waktu yang tepat untuk kembali ke Pak Rahman,” ujar Aryan.

Keluarga Aryan kembali mengunjungi Pak Rahman, membawa gambar simbol yang mereka temukan. Sesepuh itu memeriksa dengan seksama dan berkata, “Ini adalah simbol perlindungan. Itu menunjukkan bahwa pohon beringin masih mengawasi kalian.”

Pak Rahman melanjutkan, “Namun, simbol ini juga mengingatkan kita tentang tanggung jawab untuk menjaga alam. Jika kalian terus merawat pohon ini, kalian akan mendapatkan berkah, tetapi jika tidak, bisa jadi akan ada konsekuensi.”

Aryan merasa bersemangat. “Kami akan menjaga pohon ini dengan lebih baik lagi!”

Keluarga Aryan mulai mengadakan kegiatan sosial di lingkungan mereka, mengajak orang-orang untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Mereka menyebarkan kesadaran tentang pentingnya pohon beringin dan kehadirannya dalam kehidupan mereka.

Alia dan Dika menjadi duta kecil untuk lingkungan, mempromosikan kegiatan menanam pohon di sekolah mereka. Melihat anak-anaknya bersemangat, Aryan dan Maya merasa bangga dan bersyukur.

Beberapa bulan kemudian, suasana di sekitar pohon beringin semakin hidup. Keluarga Aryan telah berhasil membangun komunitas yang peduli, saling membantu satu sama lain. Pohon beringin menjadi tempat berkumpul, berbagi cerita, dan merayakan momen-momen penting.

Malam itu, mereka merayakan ulang tahun Dika dengan pesta di bawah naungan pohon. Semua tetangga hadir, dan suasana dipenuhi tawa. Saat lilin ditiup, Dika mengucapkan doa, “Semoga pohon beringin kita selalu melindungi kita!”

Beberapa minggu setelah pesta, Alia kembali merasakan kehadiran yang aneh. Suatu malam, saat ia menggambar di bawah pohon, suara bisikan kembali terdengar. “Terima kasih... jaga terus...”

Alia tertegun. Ia merasa bahwa penghuni pohon beringin menghargai semua yang telah mereka lakukan. Dengan penuh rasa syukur, ia berbisik, “Kami akan selalu menjagamu.”

Keluarga Aryan telah melalui perjalanan yang penuh tantangan, tetapi mereka berhasil menciptakan hubungan yang kuat dengan alam dan satu sama lain. Pohon beringin tua kini bukan hanya sekadar tanaman, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan dan identitas mereka.

Dengan saling menghormati dan menjaga, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Kehidupan mereka berubah menjadi lebih baik, berkat pelajaran dari pohon beringin tua yang penuh misteri. Dan setiap malam, saat bintang-bintang bersinar, mereka bisa merasakan kehadiran yang hangat dan melindungi dari pohon yang telah menjadi teman sejati mereka. Demikian Kumpulan Cerpen Siti Arofah kali ini semoga berkenan di hati.