28 Agustus 2024

Untuk Cinta Yang Masih Hanya Untukmu

Hari itu tampak seperti hari biasa bagi Ardhi. Dia sedang berada di kafe favorit mereka, menunggu kedatangan Lusiana. Namun, saat Lusiana tiba, wajahnya terlihat tegang. Ardhi merasakan ada yang tidak beres.

Ardhi: "Lus, kamu terlihat berbeda. Ada apa?"

Lusiana menarik napas panjang, kemudian duduk di depan Ardhi. Dia menatapnya dengan mata yang penuh air mata.

Lusiana: "Ardhi, aku… aku harus memberitahumu sesuatu yang penting."

Hati Ardhi berdegup kencang. Dia merasakan firasat buruk.

Ardhi: "Apa itu? Kamu bikin aku khawatir."

Lusiana: "Aku sudah memutuskan untuk menikah… dengan orang lain."

Dunia Ardhi seakan runtuh seketika. Dia tidak bisa mempercayai kata-kata itu.

Ardhi: "Apa? Kenapa? Kita sudah bersama begitu lama, Lus!"

Lusiana: (menangis) "Aku tahu, dan itu tidak mudah untukku. Tapi aku merasa ini adalah keputusan yang terbaik untukku."

Ardhi: "Siapa dia? Apa dia lebih baik dari aku?"

Lusiana terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Dia merasa berat untuk menjelaskan.

Lusiana: "Dia… dia adalah orang yang bisa memberikan masa depan yang lebih pasti. Aku butuh itu."

Ardhi merasakan sakit yang mendalam. Dia menatap Lusiana, mencoba memahami keputusan yang diambilnya.

Ardhi: "Tapi kita sudah merencanakan masa depan bersama. Semua impian kita…"

Lusiana: "Aku minta maaf, Ardhi. Aku tidak ingin melukai perasaanmu, tetapi aku tidak bisa terus menunda."

Dengan air mata di pipinya, Ardhi berusaha menahan emosinya.

Ardhi: "Jadi, ini benar-benar akhir untuk kita? Semua yang kita bangun?"

Lusiana mengangguk, hati mereka sama-sama hancur.

Lusiana: "Aku akan selalu menyayangimu, tetapi aku harus melanjutkan hidupku."

Setelah momen yang penuh kesedihan itu, Lusiana pergi meninggalkan Ardhi, yang terdiam di tempatnya. Dia merasa seolah kehilangan separuh jiwanya.

Hari-hari berlalu, dan Ardhi berjuang untuk melanjutkan hidup. Namun, bayangan Lusiana selalu menghantuinya. Dia memilih untuk menua tan, menghindari cinta baru. Dalam hatinya, Lusiana adalah satu-satunya.

Suatu malam, saat Ardhi duduk merenung di taman, dia teringat kembali kenangan indah bersama Lusiana.

Ardhi: (berbicara pada diri sendiri) "Apa yang salah? Kenapa cinta ini tidak cukup?"

Dia menatap bintang-bintang, berharap bisa mengubah waktu.

Ardhi: "Jika hanya aku bisa memutar balik waktu…"

Di tengah kesedihan, Ardhi menyadari bahwa meskipun cinta mereka telah berakhir, dia harus menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup. Dia memutuskan untuk fokus pada diri sendiri, belajar dari pengalaman, dan mungkin, suatu hari, membuka hatinya lagi.

Namun, di dalam hatinya, Ardhi akan selalu menyimpan cinta untuk Lusiana—cinta yang tulus, meskipun harus berakhir dengan cara yang menyakitkan.

Setelah berbulan-bulan menjalani hidup yang penuh kesedihan, Ardhi akhirnya memutuskan untuk menunggu Lusiana. Dia percaya bahwa cinta mereka masih ada, meskipun Lusiana telah memilih untuk menikah dengan orang lain. Ardhi merasa bahwa jika Lusiana diceraikan, mereka mungkin bisa bersama lagi.

Suatu malam, Ardhi duduk di taman, merenung, ketika ia menerima pesan dari Lusiana.

Lusiana: (pesan) "Ardhi, apakah kita bisa bicara? Aku butuh kamu."

Hati Ardhi berdebar. Dia segera membalas.

Ardhi: "Tentu, Lus. Kapan dan di mana?"

Mereka sepakat untuk bertemu di kafe tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama. Saat Ardhi melihat Lusiana masuk, jantungnya berdegup kencang. Dia masih terlihat cantik, meski ada kelelahan di wajahnya.

Ardhi: "Lus, senang melihatmu lagi."

Lusiana: (dengan suara pelan) "Aku juga, Ardhi. Aku tahu ini sulit, tapi aku perlu berbicara tentang hidupku."

Mereka duduk, dan Ardhi bisa melihat bahwa Lusiana tampak gelisah.

Ardhi: "Apa yang terjadi? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Lusiana: "Sebenarnya, tidak. Perkawinan ini tidak seperti yang aku harapkan. Aku merasa terjebak."

Ardhi merasa harapan baru muncul di dalam hatinya.

Ardhi: "Kamu bisa membicarakannya. Apakah kamu ingin bercerai?"

Lusiana: (menunduk) "Aku ingin, tetapi aku takut. Ada banyak yang harus dipertimbangkan."

Ardhi: "Aku di sini untuk mendukungmu, Lus. Jika itu yang kamu inginkan, lakukanlah. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam hubungan yang tidak bahagia."

Lusiana menatap Ardhi, matanya berbinar dengan harapan.

Lusiana: "Aku tidak bisa berhenti memikirkan kita, Ardhi. Cintaku padamu tidak pernah hilang."

Ardhi terkejut dan merasa terharu.

Ardhi: "Jadi, kamu masih mencintaiku? Meski semua ini terjadi?"

Lusiana: "Ya, aku mencintaimu. Tapi aku tidak ingin menyakitimu lagi. Aku perlu waktu untuk menyelesaikan semuanya."

Ardhi mengangguk, berusaha memahami situasinya.

Ardhi: "Aku akan menunggu, Lus. Aku percaya kamu akan menemukan jalan untuk kebahagiaanmu."

Lusiana: (dengan air mata) "Terima kasih, Ardhi. Kamu selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi aku berjanji akan berbicara denganmu tentang keputusan ini."

Mereka berdua terdiam, merasakan kembali kedekatan yang pernah ada. Ardhi tahu bahwa menunggu mungkin akan menjadi perjalanan yang panjang, tetapi dia yakin bahwa cinta mereka layak untuk diperjuangkan.

Ardhi: "Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa aku mencintaimu. Aku akan selalu ada untukmu."

Lusiana mengangguk, dan mereka berdua merasakan harapan baru yang tumbuh di antara mereka, meskipun perjalanan ke depan masih penuh ketidakpastian.