Salsa,.. Kamu Cantik Sekali

Salsa kamu cantik sekali

Fauzan, seorang pemuda yang cerdas dan bersemangat, tengah menjalani masa kuliahnya di Universitas Diponegoro (Undip). Ia adalah seorang mahasiswa yang tekun, sering menghabiskan waktu di perpustakaan dan berfokus pada studinya. Namun, dalam kepenatan akademiknya, dia tidak pernah menyangka bahwa takdir akan mengantarkannya pada pertemuan yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Suatu hari, di antara buku-buku tebal dan catatan kuliah, Fauzan melihat seorang wanita yang sedang memperhatikan tumpukan buku di meja sebelahnya. Matanya terpana oleh kecantikan dan keanggunan wanita itu. Namanya adalah Salsa, seorang mahasiswi yang juga kuliah di Undip. Fauzan terpesona oleh senyumnya yang lembut dan pandangan matanya yang cerdas.

Dengan hati yang berdebar-debar, Fauzan memberanikan diri untuk mengajak Salsa bicara. "Permisi, maaf mengganggu. Apakah kamu juga kuliah di sini?" tanyanya dengan suara bergetar.

Salsa tersenyum dan menjawab, "Ya, benar. Aku juga mahasiswa di Undip. Nama aku Salsa. Kamu Fauzan, kan?"

Fauzan terkejut bahwa Salsa mengenalnya. "Ya, betul. Bagaimana kamu tahu namaku?"

Salsa menjelaskan bahwa mereka pernah bertemu sekali di sebuah seminar dan dia tak sengaja melihat namanya di daftar peserta. Percakapan pun terjalin dengan alami di antara mereka. Mereka berbagi minat dalam bidang yang sama, berdiskusi tentang buku favorit, dan saling memberikan inspirasi.

Saat matahari terbenam, Fauzan dan Salsa duduk di bangku taman kampus. Cahaya senja menerangi wajah mereka, dan udara sejuk menyelimuti suasana. Fauzan merasa hatinya terasa ringan, seolah-olah ia menemukan kepingan puzzle yang telah hilang selama ini.

"Dalam setiap langkahku di kampus ini, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan bertemu dengan seseorang seperti kamu, Salsa," kata Fauzan dengan lembut. "Kamu membuat hidupku berwarna dan memberiku semangat baru untuk menjalani hari-hari di sini."

Salsa tersenyum penuh makna. "Fauzan, aku juga merasakan hal yang sama. Kamu memberikan sinar dalam hidupku yang sebelumnya terasa monoton. Setiap percakapan denganmu terasa seperti puisi yang indah."

Mereka saling memandang, terikat oleh keajaiban pertemuan ini. Dalam senyap yang indah, mereka tahu bahwa mereka telah menemukan jodoh satu sama lain. Hati mereka menyatukan irama, seperti dua penari yang menari dalam harmoni yang sempurna.

Dari saat itu, Fauzan dan Salsa menjalani perjalanan cinta yang penuh dengan keajaiban dan keindahan. Mereka saling menginspirasi, mendukung satu sama lain dalam perjalanan akademik dan kehidupan sehari-hari. Setiap hari, mereka menemukan keindahan baru dalam kebersamaan mereka, dan setiap percakapan mereka terdengar seperti syair yang indah.

Salam,