Pages

Kebaikannya Terlampau Banyak Untukku

"Gila,... kenapa dia mau meminjamkan uangnya kepada Aa ya ?" seloroh istriku penuh heran."Aa ga' main serong dengannya kan ?" tanyanya lagi.Seseorang yang telah lama aku kenal dekat dengannya berani meminjamkan uangnya untukku tanpa bunga untuk membangun beberapa petak rumah kontrakan. Inilah klimaks dari segala kebaikannya padaku.

Dia adalah seorang wanita, dengan umur 3 tahun lebih muda dibanding aku. Dia telah bersuami dan memiliki satu anak perempuan yang cantik. Kalau melihatnya, pasti semua orang bisa jatuh cinta kepadanya. Tubuhnya padat berisi ditambah kulitnya yang putih bersih membuat ia semakin dicari-cari oleh setiap laki-laki manapun. Aku yakin itu. Mungkin, kalau saja aku tak kuat iman, sudah kupacari dirinya. Sedangkan Aku telah beristri dengan dua orang putri yang sedang beranjak sekolah dasar.

Kebersamaanku dengannya diawali saat aku dimutasi ke tempat kerjanya. seperti layaknya setiap karyawan yang baru harus bisa beradaptasi dengan teman sekerja. Kulontarkan gurauan demi gurauan yang mungkin bisa menarik banyak kawan dan berharap suasana kerja tidak canggung.

Rupanya ada seorang wanita yang tertarik padaku. Di setiap istirahat, aku hanya terbengong-bengong, karena ada bungkusan nasi padang untukku. Ada seseorang yang selalu membelikan makan siang untukku. Karena kupikir rezeki jangan ditolak, akhirnya aku selalu makan bungkusan itu. selang satu minggu, dia menampakkan wajahnya. "Eh, Aa... saya teh, nu bawa bungkusan nasi untuk Aa tea." celotehnya. ( Aa,.. saya yang bawa bungkusan nasi untuk Aa )."Makasih ya, koq baik banget sama saya ?" Aku mencoba tersenyum menolehnya."Saya benar-benar jatuh cinta sama Aa, semua yang saya harapkan ada pada Aa""Lho,.. eneng kan udah punya suami kan ?""Ia, Aa. Saya memang sudah bersuami, bahkan sudah punya anak, tapi pernikahan kami karena dijodohkan oleh orang tua eneng, entah kenapa, cinta eneng ke suami tidak pernah tumbuh. Tapi begitu lihat Aa, enang langsung jatuh cinta.""Eneng janji ga' akan ngerusak hubungan rumah tangga Aa, tapi mohon kalau cinta eneng ini diterima ya." pintanya dengan wajah penuh tanya."Aduh, gimana ya. Ya sudah kalau eneng maunya begitu. Aa ga' pernah nyruh-nyuruh eneng ya, semuanya yang mau lebih dulu adalah eneng" jawabku.Dia mengangguk tanda setuju.

Terkadang ia meminta saya untuk menemaninya jalan-jalan ke mall. pulangnya kubawa belanjaan yang dibeli olehnya, katanya buat istri Aa. Pernah suatu ketika, dia membelikan aku sepatu. Telah banyak yang ia berikan padaku.

Suatu saat, aku iseng bertanya padanya, "neng, Aa boleh pinjam uang ga', Aa pengen bangun kontrakan nih ?" "Berapa yang Aa butuhkan ? Insya Allah besok akan eneng bawakan cheqe nya".

Hati kecilku selalu bertanya, apakah suatu saat nanti dia mungkin akan memintaku lebih dari sekedar seorang teman ? Haruskah kutolak permintaannya meski kebaikannya terlampau banyak untukku ?